Komite SMA Negeri 5 Tapung, Muhammad Nazri dan kepala sekolah berkoordinasi dengan perangkat Desa Karya Indah untuk mencari solusi penanganan sementara.
"Setelah berkoordinasi dengan perangkat desa, kami akhirnya membuat penahan tanah dengan karung yang diisi tanah dan ditanam bambu. Karena kita khawatir bangunan bakalan roboh kalau tanahnya terus digerus hujan. Tapi, menurut kami penanganan darurat ini tidak akan bertahan lama, kecuali hanya dibuat turap dan drainase," ujar Nazri kepada Kompas.com, Selasa.
Dia mengatakan, bangunan yang terancam ambruk ini merupakan bangunan tertua atau yang pertama kali dibangun tahun 2009 silam sejak mendapat izin operasional.
Setelah itu, tahun 2013 bangunan sekolah ditambah dan saat ini jumlah siswanya mencapai 360 orang.
Para siswa saat ini sudah masuk sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Pihak sekolah menerapkan sistem belajar terbatas dan mematuhi protokol kesehatan.
"Oleh sebab itu, kami berharap Pemerintah Provinsi Riau harus segera melakukan penanganan untuk bangunan sekolah kita ini demi keselamatan siswa," kata Nazri.
Selain bangunan terancam ambruk, tambah dia, akses jalan menuju sekolah juga sangat memprihatinkan. Kondisi jalan masih tanah yang terdapat banyak lubang dan bergelombang.
"Kalau jalan kondisinya sangat parah. Kalau musim hujan berlumpur dan kalau musim panas penuh debu. Apalagi, jalan ini juga banyak dilewati truk," pungkas Nazri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.