Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bayi Nur, Dibuang, Tak Diinginkan Ayah dan Ibu, Kini Diperebutkan 14 Orangtua untuk Diadopsi

Kompas.com - 23/02/2021, 18:50 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo menerima belasan permohonan adopsi anak untuk bayi yang ditemukan di Desa Kutu Kulon, Kecamatan Jetis, Jumat (19/2/2021) lalu.

Kadinsos P3A Ponorogo Supriadi mengatakan, pihaknya sudah menerima 14 permintaan adopsi.

Jumlah tersebut belum yang datang ke kantor Dinsos Ponorogo secara langsung.

"Ke saya langsung sudah ada 14 orang. Dari luar Ponorogo juga ada," kata Supriadi dikutip dari Tribunjatim, Senin (22/2/2021).

Baca juga: Geger, Warga Temukan Bayi Laki-laki Terbungkus Kerudung Coklat di Masjid

Mayoritas mereka yang ingin mengadopsi bayi tersebut adalah yang belum dikaruniai momongan.

Walaupun banyak yang menginginkan, Supriadi menyebutkan proses adopsi masih panjang sebelum kepolisian selesai mengusut kasus pembuangan bayi tersebut.

"Saat ini posisi bayi masih di RSUD dr Harjono dan dalam kondisi sehat. Setelah dalam kondisi baik di rumah sakit, kita bawa ke panti sosial anak dan bayi di Sidoarjo, dititipkan di sana," ujarnya.

Baca juga: Pemilik Tak Bisa Menyetir, 15 Mobil Warga Desa Miliarder Tuban Kecelakaan, Ada yang Tabrak Garasi

Jika selama dititipkan, kepolisian berhasil menemukan orangtua bayi, maka bayi tersebut akan diserahkan ke pihak keluarga.

"Tapi jika sampai dengan batas waktu yang ditentukan kepolisian, orangtua bayi tidak ditemukan, maka anak tersebut menjadi anak negara dan akan diadopsikan kepada yang memang berminat," jelasnya.

Namun proses adopsi tersebut tidak di Dinsos Ponorogo melainkan di Dinsos Provinsi Jatim

Beberapa persyaratan juga harus dipenuhi oleh calon orangtua jika menginginkan untuk mengadopsi bayi tersebut.

"Mulai dari usia pernikahan, usia calon kedua orangtua, faktor ekonomi, faktor kesehatan, misalnya untuk mendapatkan keturunan agak sulit. Banyak yang menjadi pertimbangan," jelasnya.

Dinsos saat ini memberikan nama anak tersebut Nur, sesuai nama masjid tempat ditemukannya anak tersebut.

 

"Karena kebetulan ditemukannya di Masjid An Nur, jadi kita panggil Dek Nur," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, warga Desa Kutu Kulon digegerkan dengan penemuan bayi laki-laki yang dibuang di Masjid An-Nur, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, Jumat (19/2/2021) sore.

"Bayi laki-laki itu ditemukan warga dalam kondisi terbungkus kerudung warna coklat," kata Kapolsek Jetis, Iptu Edy Sucipta saat dikonfirmasi.

Penemuan bayi itu bermula saat seorang nenek bernama Sugiarti (60) hendak berbelanja di rumah tetangganya.

Saat melewati Masjid An-Nur, nenek itu mendengar tangisan bayi dan mencari sumber suara tersebut.

Tak lama kemudian, Sugiarti menemukan seorang bayi di dalam masjid. Bayi laki-laki itu dibungkus dengan kerudung coklat dan dalam keadaan sehat.

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul: Banyak Pasangan Antre Adopsi Bayi yang Terbuang di Ponorogo, Dinsos: Tunggu Kasus Tuntas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com