Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Celananya Dipeloroti di Tempat Hajatan, Junaidi Tusuk Teman hingga Tewas, Ini Motifnya

Kompas.com - 23/02/2021, 07:59 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Setelah menangkap Junaidi (44), warga Desa Batay, Kecamatan Gumay Talang, Lahat, Sumatera Selatan, yang menusuk Darsan (45) hingga tewas, fakta demi fakta mulai terungkap. Ternyata, motif pelaku karena sakit hati.

Diketahui, Junaidi menusuk temannya hingga tewas karena tak terima saat Darsan memeloroti celananya di tempat hajatan.

"Motifnya sakit hati karena perbuatan iseng korban," Kasat Reskrim Polres Lahat AKP Kurniawi H Barmawi, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Senin (22/2/2021).

Baca juga: Kisah Tragis Darsan, Peloroti Celana Temannya di Tempat Hajatan Berujung Ditusuk hingga Tewas

Kronologi kejadian

Diceritakan Kurniawi, peristiwa itu terjadi pada Minggu (21/2/2021) malam.

Saat itu, korban dan pelaku bertemu saat menghadiri acara hajatan di desa.

Pelaku saat itu, sambung Kurniawi, datang dengan menggunakan celana kolor. Kemudian, timbul niat iseng Darsan yang langsung memeloroti celana Junaidi di depan umum.

Baca juga: Kesal Celananya Dipeloroti di Tempat Hajatan, Pria Ini Tusuk Teman hingga Tewas

Karena merasa malu, pelaku yang tak terima langsung menusuk korban di bagian dada dengan pisau yang telah dibawa hingga membuat korban tewas di lokasi kejadian.

"Saat datang itu pelaku membawa sajam yang diselipkannya di pinggang. Sajam itulah yang ditusukkan ke korban hingga tewas," ujarya.

Baca juga: Biasa Lihat Anak Saya yang Masih Balita di Rumah, Sekarang Dia Dipenjara Bersama Ibunya

Melihat korban tewas, lanjut Kurniawi, pelaku langsung kabur ke rumah kepala desa untuk menyerahkan diri.

Kemudian, perengkat desa menghubungi polisi. Polisi yang mendapat laporan itu langsung menjemput pelaku.

"Pelaku langsung kabur ke rumah kepala desa karena takut dimassa, tapi dia langsung menyerahkan diri," ujarnya.

Baca juga: Dapat Rp 134 M dari Proyek Waduk Kuningan, Warga Borong 300 Mobil dan Motor, Ini Ceritanya

Selain mengamankan pelaku, turut juga diamankan barang bukti berupa senjata tajam yang digunakan untuk menusuk Darsan.

Sementara itu, dkutip dari TribunSumsel.com, Junaidi mengaku menyesal telah membunuh korban yang merupakan temannya sejak kecil.

"Yang saya menyesal dan sedih dia teman saya sejak kecil. Tapi dia harus tewas ditangan saya. Kami memang sering bercanda namun sebatas omongan saja, "kata Junaidi, Senin, dikutip dari TribunSumsel.com.

Baca juga: Detik-detik Tabrakan Maut Avanza dengan Bus Intra yang Mengakibatkan 9 Orang Tewas

Selain itu, Junaidi pun menyesali perbuatan temannya yang memeloroti celanannya di depan umum.

Sebab, saat korban memeloroti celananya ia merasa malu karena saat itu semua orang menertawakannya.

Tak hanya itu, ia pun menyesalkan teman korban yang tidak melerainya saat peristiwa itu terjadi. 

"Saya juga sesalkan kenapa dua teman korban saat saya mencabut pisau tidak berusaha melerai sehingga saya gelap mata," ungkapnya.

Baca juga: Satu Keluarga di Surabaya Jadi Copet, Ini Peran Setiap Pelaku Saat Beraksi

Kata Junaidi, pisau itu dibawa karena ia ingin membantu untuk acara masak-masak.

"Kalau pisau itu Pak saya bawa karena di lokasi hajatan akan ada acara bemasak. Jadi saya gunakan untuk itu. Kalau sehari-hari saat pergi ke kebun saja saya bawa sajam," kilahnya. 

Atas perbuatan pelaku disangkakan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman di atas lima tahun penjara.

Baca juga: Usai Viral Video Pelajar Ngebut di Air Genangan hingga Menciprat, Orangtua Serahkan Anak ke Polisi

 

(Penulis : Kontributor Palembang, Aji YK Putra | Editor : Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com