Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Anggota DPRD Sebut Pemakaman Covid-19 seperti Kuburkan Anjing, Diprotes dan Dikirimi Keranda Mayat

Kompas.com - 22/02/2021, 17:23 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Gedung DPRD Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menjadi sasaran aksi unjuk rasa sejumlah relawan Covid-19, Senin (22/2/2021).

Mereka sampai membawa keranda mayat sebagai bentuk protes atas ucapan seorang anggota DPRD Bantul yang menyamakan protokol pemakaman Covid-19 seperti pemakaman anjing.

Demonstrasi dilakukan karena para relawan tersinggung dengan ucapan anggota Dewan tersebut.

Baca juga: Gara-gara Ucapan Anggota Dewan, Relawan Covid-19 Bawa Keranda Mayat ke DPRD Bantul

Tegaskan sesuai SOP

Ilustrasi tenaga kesehatan (nakes), tenaga medis, pekerja medis.SHUTTERSTOCK/ELDAR NURKOVIC Ilustrasi tenaga kesehatan (nakes), tenaga medis, pekerja medis.
Ketua Relawan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bantul Waljito menegaskan bahwa pemulasaraan jenazah dilakukan sesuai prosedur.

"Dia sampaikan pemakaman Covid seperti memakamkan anjing. Padahal, SOP sudah jelas tidak akan seperti itu," kata Waljito di Gedung DPRD Bantul, Senin (22/2/2021).

Waljito mengaku sakit hati dengan pernyataan anggota Dewan tersebut karena para relawan selama ini telah ikut berjuang.

Terlebih lagi, politisi itu juga menyebut Covid-19 sebagai proyek Dinas Kesehatan Bantul.

Baca juga: Fakta-fakta Perawat RSUD Blitar Meninggal karena Covid-19, Sempat Disuntik Vaksin, Riwayat ke Luar Kota

 

Ilustrasi jabat tanganshutterstock Ilustrasi jabat tangan
Beri waktu 1 x 24 jam minta maaf

Dilansir dari Tribun Jogja, anggota DPRD Bantul bernama Supriyono diminta segera meminta maaf kepada publik.

Permintaan maaf harus tersiar di media massa dan media sosial.

Selain itu, dia mengancam akan melakukan proses hukum atas tindakan menebarkan berita bohong.

"Kita tunggu 1 x 24 jam supaya beliau meminta maaf secara terbuka melalui media massa maupun media sosial. Kalau selama 1 x 24 jam dia tidak minta maaf, kita akan mengambil langkah hukum. Kita laporkan karena dia sudah menghasut dan menebarkan berita bohong tentang aktivitas relawan," katanya seperti dilansir Tribun Jogja.

Baca juga: Cerita Pecatan TNI dan Temannya Culik Balita, Ketakutan lalu Mengembalikan ke Orangtua, Ini Penyebabnya

Pelaku dipanggil pimpinan Dewan

Wakil Ketua DPRD Bantul Subhan Nawawi mengaku sudah memanggil anggota Dewan itu, tetapi belum mendapatkan respons.

Dia juga sudah meminta Badan Kehormatan Dewan (BKD) menindaklanjuti kasus itu.

"Yang jelas hari ini kita undang, saya minta Pak Sekwan (Sekretaris Dewan DPRD Bantul) menghubungi yang bersangkutan," kata dia.

Kompas.com juga berusaha menghubungi anggota DPRD tersebut, tetapi belum mendapatkan respons.

Baca juga: Kapolsek Dicopot dari Jabatan Usai Tahanan Kikis Tembok dengan Sendok, Kapolresta: Risiko Kepemimpinan

 

Relawan SAR DIY, Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bantul, dan Satgas COVID-19 Kalurahan se kabupaten Bantul menggeruduk kantor DPRD Bantul, Senin (22/02/2021). Relawan SAR DIY, Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bantul, dan Satgas COVID-19 Kalurahan se kabupaten Bantul menggeruduk kantor DPRD Bantul, Senin (22/02/2021).
Jadi bahan introspeksi

Subhan mengatakan, kejadian itu menjadi bahan introspeksi bagi segenap anggota Dewan dan pejabat.

"Ini menjadi introspeksi kita, mungkin statement-nya guyon, apa pun tidak boleh. Itu tidak boleh. Kita masa pandemi, masa prihatin," ucap Subhan.

Sebab, sebagai pejabat publik, tidak seharusnya mengatakan hal tersebut.

"Kami selaku anggota Dewan prihatin dengan pernyataan itu. Mestinya tidak dilakukan oleh pejabat publik," ucap Subhan.

Baca juga: Fakta Kondisi Terbaru Kampung Miliarder Tuban, Bikin Sedih Presdir Pertamina Rosneft dan Kini Dijaga Aparat

Viral di media sosial

Ilustrasi videoShutterstock Ilustrasi video
Adapun kasus berawal dari potongan video yang tersebar di media sosial.

Dalam acara pernikahan dan khitanan di Kulon Progo, anggota Dewan itu memberikan nasihat kepada mempelai.

Namun, dia juga menyinggung masalah Covid-19.

"Mati lan urip iku kagungane Gusti. Ora opo-opo di-Covid-ke, opo-opo di-Covid-ke. Bar operasi kanker payudara, penyakit gula, mulih di-Covid-ke. Njur le mendem kaya mendem kirik. Seko dinas kesehatan entuk proyek do sakpenake dewe (Hidup dan mati itu urusannya Tuhan. Tidak ada apa-apa di-Covid-kan, apa-apa di-Covid-kan. Habis operasi kanker payudara, penyakit gula, pulang di-Covid-kan. Lalu menguburnya seperti mengubur anjing. Dari dinas kesehatan dapat proyek semaunya sendiri)," katanya dalam video tersebut.

Video itulah yang membuat para relawan geram dan menggelar unjuk rasa.

Para relawan terdiri dari anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Bantul, dan tim SAR Kabupaten Bantul yang datang membawa ambulans dan keranda mayat.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul VIRAL Anggota DPRD Bantul Sebut Ada Proyek Pemakaman Covid-19, Relawan Gruduk Kantor Dewan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com