Subhan mengatakan, kejadian itu menjadi bahan introspeksi bagi segenap anggota Dewan dan pejabat.
"Ini menjadi introspeksi kita, mungkin statement-nya guyon, apa pun tidak boleh. Itu tidak boleh. Kita masa pandemi, masa prihatin," ucap Subhan.
Sebab, sebagai pejabat publik, tidak seharusnya mengatakan hal tersebut.
"Kami selaku anggota Dewan prihatin dengan pernyataan itu. Mestinya tidak dilakukan oleh pejabat publik," ucap Subhan.
Dalam acara pernikahan dan khitanan di Kulon Progo, anggota Dewan itu memberikan nasihat kepada mempelai.
Namun, dia juga menyinggung masalah Covid-19.
"Mati lan urip iku kagungane Gusti. Ora opo-opo di-Covid-ke, opo-opo di-Covid-ke. Bar operasi kanker payudara, penyakit gula, mulih di-Covid-ke. Njur le mendem kaya mendem kirik. Seko dinas kesehatan entuk proyek do sakpenake dewe (Hidup dan mati itu urusannya Tuhan. Tidak ada apa-apa di-Covid-kan, apa-apa di-Covid-kan. Habis operasi kanker payudara, penyakit gula, pulang di-Covid-kan. Lalu menguburnya seperti mengubur anjing. Dari dinas kesehatan dapat proyek semaunya sendiri)," katanya dalam video tersebut.
Video itulah yang membuat para relawan geram dan menggelar unjuk rasa.
Para relawan terdiri dari anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Bantul, dan tim SAR Kabupaten Bantul yang datang membawa ambulans dan keranda mayat.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul VIRAL Anggota DPRD Bantul Sebut Ada Proyek Pemakaman Covid-19, Relawan Gruduk Kantor Dewan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.