PADANG, KOMPAS.com - Kafe di Pesantren Perguruan Diniyyah Puteri, Sumatera Barat, punya hal unik.
Kafe tersebut mempekerjakan robot sebagai pelayanan bagi konsumen yang datang.
Robot tersebut merupakan ciptakan para santri Diniyyah Puteri.
"Penciptaan robot tersebut bermula dari anak-anak mengikuti lomba robotik nasional tahun 2020 lalu, kita masuk final dan bulan Februari lalu diumumkan kita berhasil juara tiga," ujar Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Fauziah Fauzan, Senin (22/2/2021).
Baca juga: Cerita Dokter Usia 71 Tahun yang Lebih Percaya Diri Setelah Disuntik Vaksin
Awalnya, robot yang diciptakan santri Diniyyah Puteri masih berupa motor penggerak yang berukuran kecil, yakni 25 x 15 sentimter.
"Bentuknya seperti mobil-mobilan lah. Tapi robot itu sudah bisa membaca semua titik-titik gitu. Setelah membaca titik itu, robot tersebut akan kembali ke tempat awalnya," ujar Fauziah.
Menurut Fauziah, setelah mengikuti lomba robotik tersebut, dirinya menanyakan kepada santri yang mengikuti lomba mengenai kelanjutan robot tersebut.
Fauziah menyayangkan apabila rancangan robot itu tidak dilanjutkan
"Sedangkan dalam revolusi 4.0 itu, robot tersebut fungsinya memudahkan kerja manusia. Kita kan lagi membuat kafe, kenapa tidak pelayannya robot saja?" kata dia.
Baca juga: Perjuangan AKUR Sunda Wiwitan Cigugur demi Status Masyarakat Hukum Adat
Robot yang tadinya kecil kemudian dibuat menjadi besar dengan tingggi hampir sama dengan manusia.
"Diukur bebannya berapa, mampu mengangkat piring, gelas dan lainnya, sehingga robotnya dibuat menjadi lebih besar. Begitu pun dengan motornya, charging energinya juga diperbesar dan diatur sistemnya," kata Fauziah.
Saat ini, di kafe Diniyyah Puteri tersebut baru ada dua robot pelayan yang tugasnya mengantarkan pesanan.
Dua robot tersebut diberi nama Sabai dan Midun.
Ke depannya, akan dibuat robot penyambut tamu.
"Sistem kerjanya, di meja tempat makan itu nanti akan ada tablet. Melalui tablet tersebut memesan makanan. Di tablet itu nanti mereka tinggal klik menu yang akan dipesan, kemudian menempelkan kartu Brizi pada tablet tersebut untuk pembayaran," ujar Fauziah.
Setelah itu, kasir akan memberikan pesanan kepada robot dan robot yang akan mengantarkan pesanan tersebut ke meja pemesan.
"Kita membuatkan garis hitamnya per meja. Kita sudah membuatkan line rutenya. Jadi ketika ditekan ke meja satu, maka robot tersebut akan pergi ke meja satu, setelah itu akan kembali ke tempat semula," kata Fauziah.
Fauziah mengatakan, para santri akan terus mengembangkan robot pelayan kafe tersebut.
"Masih ada beberapa kekurangan, di antaranya ketika ada benda hitam ada di meja atau jatuh di line rutenya, maka robot tersebut akan bingung," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.