Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Perjalanan Suhartono, Pecatan TNI yang Jadi Otak Penculikan Anak 4 Tahun di Palembang

Kompas.com - 22/02/2021, 08:43 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Seorang anak di Palembang, Sumatera Selatan, berinisil DI (4), warga Jalan S Parman, Lorong Citra Damai, Kecamatan Sukarami, diculik seorang pria yang mengemudikan motor jenis Honda Scoopy, Jumat (19/2/2021) siang.

Aksi penculikan terhadap DI pun viral di media sosial.

Dalam video yang diunggah akun Instagram @palembang_bedesau tampak terlihat pria yang menculik korban mengemudikan motor Honda Scoopy dengan menggunakan helm merah.

Baca juga: Detik-detik Tabrakan Maut Avanza dengan Bus Intra yang Mengakibatkan 9 Orang Tewas 

Setelah menculik korban, pria tersebut langsung tancap gas. Sementara korban diletakannya di bagian depan kemudi sembari mulutnya dibekap.

Korban diculik saat sedang asyik bermain di depan rumahnya bersama kakaknya DN (8).

Melihat adiknya dibawa kabur, sang kakak langsung masuk ke rumah dan memberitahukan kejadian tersebut ke ibunya.

Baca juga: Biasa Lihat Anak Saya yang Masih Balita di Rumah, Sekarang Dia Dipenjara Bersama Ibunya

Mengetahui itu, keluarga korban langsung mengecek rekaman CCTV untuk melihat pelaku dan melapor ke polisi.

Polisi yang mendapat laporan itu langsung melakukan penyelidikan dan penyidikan hingga akhirnya berhasil menangkap dua pelaku yang menculik DI.

Kedua pelaku tersebut yakni berinisial Suhartono (38), dan Sutriono (32).

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan polisi, diketahui Suhartono merupakan mantan anggota TNI yang bertugas di Kabupaen Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan.

Baca juga: Pecatan TNI Terlibat Penculikan Anak di Palembang, Pelaku Minta Tebusan Rp 100 Juta

Aksinya viral di medsos, pelaku telepon polisi

Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Edi Rahmat mengatakan, terungkapnya kasus ini setelah seorang warga bernama Yanca, diminta pelaku Sutriono untuk mengembalikan korban kepada orangtuanya.

Hal itu dilakukan karena pelaku takut ditangkap polisi lantaran aksinya viral di media sosial.

"Karena panik informasi korban ini diculik viral di media sosial dan berita, pelaku mengurungkan niatnya itu," kata Edi, melalui pesan singkat, Minggu (21/2/2021).

Baca juga: Panik Aksinya Viral, Penculik Anak di Palembang Telepon Polisi

Diceritakan Edi, setelah menculik korban di rumahnya pelaku Sutriono berjanji untuk bertemu dengan tersangka Suhartono di kawasan Kebun sayur.

Namun, karena aksi Sutriono viral di media sosial, Suhartono pun lantas meninggalkannya.

Sutriono yang ketakutan kemudian membawa DI ke rumahnya di Jalan Taman Murni, Kelurahan Alang-alang Lebar, Palembang.

Baca juga: Pelaku Penculik Anak di Palembang Ternyata Pecatan TNI, Ini Alasannya

Setelah itu, pelaku meminta kepada temannya untuk mengembalikan korban ke orangtuanya karena takut ditangkap polisi.

Kemudian, sambung Edi, Yanca menghubungi polisi, polisi yang mendapat laporan itu langsung menjemput korban di kawasan Kilometer (KM) 11 tepatnya di Jalan Taman Murni Kelurahan Alang-alang Lebar, Palembang pada Jumat malam.

Setelah itu, pihaknya kemudian melakukan penyelidikan hingga akhirnya menangkap pelaku Sutriono tak jauh dari korban ditemukan.

Baca juga: Lion Air Mendadak Batal Terbang dari Balikpapan ke Surabaya, Ini Penjelasan Maskapai

Dari hasil pengembangan, diketahui otak pelaku penculikan DI yakni Suhartono.

Polisi yang mengetahui langsung melakukan pengejaran terhadap Suthartono dan berhasil menangkapnya.

"Pelaku Suhartono kami tangkap di kediaman mertuanya di kawasan Sekip, tersangka dilumpuhkan karena mencoba melarikan diri," ujarnya.

Baca juga: Dapat 134 M dari Proyek Waduk Kuningan, Warga Borong 300 Mobil dan Motor, Ini Ceritanya

Minta tebusan Rp 100 juta, satu pelaku pecatan TNI

Setelah menculik korban, kedua pelaku ini berencana meminta uang tebusan Rp 100 juta kepada keluarga korban.

Kepada polisi, pelaku nekat melakukan aksi penculikan itu dengan alasan faktor ekonomi.

"Rencananya dua pelaku ini meminta uang tebusan Rp 100 juta, satu pelaku pecatan TNI," ujarnya.

Baca juga: Usai Viral Video Pelajar Ngebut di Air Genangan hingga Menciprat, Orangtua Serahkan Anak ke Polisi

Kata Edi, antara pelaku dan korban tidak saling kenal. Pelaku mencari mangsa secara acak.

Selain menangkap dua pelaku, turut juga diamankan barang bukti sepeda motor Honda Scoopy serta pakaian yang digunakan pelaku saat melakukan aksinya.

Atas perbuatannya, kedua pelaku dijerat Pasal pasal 76 huruf F Juncto pasal 83 Undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.

"Ancaman hukumannya maksimal penjara selama 15 tahun," tegasnya.

Baca juga: Cerita di Balik 4 Ibu Ditangkap karena Lempar Atap Pabrik Tembakau

 

(Penulis : Kontributor Palembang, Aji YK Putra | Editor : Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com