Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Lion Air Mendadak Batal Terbang | 4 Ibu Ditangkap Usai Lempar Atap Pabrik Tembakau

Kompas.com - 22/02/2021, 06:38 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Pesawat Lion Air kode JT-261 dari Balikpapan tujuan Surabaya mendadak batal terbang, Minggu (21/2/2021).

Padahal, pesawat sudah berada di landasan pacu (runway) Bandara Sepinggan, dan siap landas (take off) pukul 14.40 Wita sesuai dengan jadwal penerbangan.

Rencananya pesawat yang membawa 73 penumpang dewasa, dua penumpang anak-anak, dan tujuh awak kabin ini dijadwalkan tiba di Bandar Udara Internasional Juanda pada pukul 15.10 WIB.

Batal terbangnya pesawat itu karena kecepatan mesin masih kurang.

Karena mengalami kendala, pilot kemudian membawa pesawat itu kembali ke parkir (apron) di Bandara Sepinggan Balikpapan.

Sementara itu, empat ibu rumah tangga (IRT) di Desa Wajangeseng, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, ditangkap polisi usai melempar atap pabrik tembakau.

Keempatnya yakni, Nurul Hidayah (38), Martini (22), Hulyiah (40) dan Fatimah (49).

Mereka ditahan setelah dilaporkan pemilik pabrik ke polisi pada 26 Desember 2020 lalu.

Dua dari empat ibu yang ditahan bahkan membawa serta balitanya ke Rutan Praya, Lombok Tengah.

Baca populer nusantara selengkapnya:

1. Lion Air Mendadak Batal Terbang

Ilustrasi pesawat Lion Air. KOMPAS.com/ANDRI DONNAL PUTERA Ilustrasi pesawat Lion Air.

Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, batal terbangnya pesawat Lion Air JT261 dari Balikpapan tujuan Surabaya karena kecepatan mesin masih kurang.

"Pilot memutuskan untuk membatalkan dan menunda keberangkatan karena kondisi kecepatan mesin masih rendah," kata Danang melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu.

Dijelaskan Danang, hal itu terjadi karena ada indikator pada kokpit pada mesin yang perlu dilakukan pengecekan lebih lanjut.

Pesawat JT-261 itu, kaat Danang, sebelumnya telah dipersiapakn secara baik. Bahkan, pesawat tersebut telah menjalani pemeriksaan sebelum keberangaatan dan dinyataka layak terbang dan beroperasi.

"Tapi keputusan pilot demi alasan keselamatan dan keamanan penerbangan," jelasnya.

Atas insiden itu, kata Danang, pihaknya menyampaikan permohonan maaf dan memberikan layanan kompensasi keterlambatan keberangkatan (delay management).

"Lion Air menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang timbul sehingga penerbangan JT-261 terganggu," ungkapnya.

Baca juga: Hendak Terbang dari Balikpapan ke Surabaya, Lion Air Mendadak Batal Terbang, Ini Masalahnya

 

2. 4 Ibu Ditangkap Usai Lempar Atap Pabrik Tembakau

Sebanyak empat perempuan asal Desa Wajageseng, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, harus mendekam di Rumah Tahanan (Rutan) Praya sejak Rabu (17/2/2021). Dua di antaranya membawa balita ke Rutan Praya karena masih menyusui.KOMPAS.com/FITRI R Sebanyak empat perempuan asal Desa Wajageseng, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, harus mendekam di Rumah Tahanan (Rutan) Praya sejak Rabu (17/2/2021). Dua di antaranya membawa balita ke Rutan Praya karena masih menyusui.

Agustino (23) suami dari Martini mengatakan, alasan istrinya melempar pabrik tembakau itu karena marah dengan bau yang menyengat dari pabrik tersebut.

Akibat bau itu, membuat anak-anaknya kerap sesak napas.

Mereka sempat melakukan protes tapi dianggap angin lalu oleh pemilik pabrik tembakau.

Hal senada pun dikatakan Mawardi suami dari Hidayah yang mengatakan apa yang dilakukan istrinya adalah rasa kekecewaan dengan 250 kepala keluarga lainnya yang khawatir dengan kesehatan anak mereka.

"Ini sudah lama, sejak 2006-2007, tapi tidak pernah ada perubahan. (pemilik) diajak ketemu musyawarah, tapi tak pernah ada perubahan, bau dari pabrik tetap ada," katanya Sabtu (20/2/2021).

Sementara itu, Suhardi, pemilik pabrik tembakau mengaku telah mendapat izin membangun dan memproduksi tembakau rajangan sejak 2007.

Bahkan, sambungnya, anggota Dewan Lombok Tengah sempat melakukan sidak ke pabriknya dan tidak mencium bau apa pun.

"Saya heran mengapa kasus ini baru diributkan sekarang. Protes mereka telah terjadi sejak 2006 lalu," kata Suhardi kata Suardi saat ditemui di pabriknya.

Baca juga: 4 Ibu Ditangkap karena Lempar Atap Pabrik, Suami: Anak Balita Saya dan Ibunya Dipenjara

 

3. 4 petugas forensik jadi tersangka usai memandikan jenazah wanita

Ilustrasi tersangka ditahan.SHUTTERSTOCK Ilustrasi tersangka ditahan.

Polisi menetapkan empat orang petugas forensik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara sebagai tersangka.

Namun, meski ditetapkan sebagai tersangka, mereka tida ditahan.

Keempat petugas pria tersebut diketahui berinisial DAAY, ESPS, RS, dan REP. Dari dua diantara tersangka tersebut diketahui sebagai perawat

Kasi Pidum Kejari Siantar, M Chadafi mengatakan, keempat tersangka tidak ditahan di rumah tahanan dan kini menjadi tahanan kota.

Alasan tidak dilakukan penahan terhadap tersangka karena keempatnya masih dibutuhkan sebagai petugas medis di ruang Instalasi jenazah Forensik di RSUD Djasamen Saragih.

Apalagi, keempatnya merupakan petugas yang menangani jenazah di masa pandemi Cocid-19.

"Kita khawatir kalau dilakukan penahanan di rumah tahanan akan mengganggu proses berjalannya kegiatan forensik. Di antara memandikan jenazah dan sebagainya. Kita ngak mau gara-gara ini kegiatan itu terhenti apalagi sekarang kondisi pandemi," kata Chadafi di kantor Kejari Pematangsiantar, Jumat (19/2/2021).

Baca juga: 4 Petugas Forensik Ditetapkan Tersangka Gegara Mandikan Jenazah Wanita yang Bukan Muhrim, Ini Faktanya

 

4. Tetangganya jadi miliarder, Tarsimah andalkan hidup dari bantuan sosial

Tarsimah, warga Dusun/Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, yang tidak mendapatkan berkah menjual tanah ke Pertamina, Jumat (19/2/2021). 
M Sudarsono/Surya Tarsimah, warga Dusun/Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, yang tidak mendapatkan berkah menjual tanah ke Pertamina, Jumat (19/2/2021).

Ratusan warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mendadak jadi miliarder usai menjual taah mereka ke Pertamina.

Usai ganti rugi pembebasan lahan, warga kemudian kompak memborong mobil.

Namun, tak semua warga di desa itu mendapatkan durian runtuh tersebut.

Sebab, di desa itu juga banyak orang yang tidak memiliki tanah untuk dijual.

Salah satunya yakni Tarsimah (65), ia hanya bisa mendengar suara riuh dari para tetangganya yang menjual lahan untuk proyek kilang minyak Grass Root Refinery (GRR).

"Tidak dapat apa-apa saya, ya hanya lihat orang yang jual tanah saja pada senang," katanya ditemui di rumah, Jumat (19/2/2021).

Kata Tarmisah, ia tak punya lahan untuk dijual ke Pertamina. Bahkan, untuk makan pun ia mengandalkan bantaun soisal dari pemerintah.

"Tidak punya tanah, ya hanya rumah ini. Saya dan suami sudah tidak kerja, dapat bantuan dari pemerintah," ujarnya.

Baca juga: Cerita Tarsimah, Warga Miskin Desa Tuban Cuma Bisa Dengar Riuh Tetangganya Borong Mobil dan Jadi Miliarder

 

5. Ngaku jenderal narkoba, pria ini tantang polisi di medsos

Pemilik akun Facebook saat diintrogasi pihak kepolisianKOMPAS.COM/SYARIFUDIN Pemilik akun Facebook saat diintrogasi pihak kepolisian

Mengaku jenderal narkoba, seorang pria di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, berinisial IN alias Napi (30), ditangkap polisi.

Ia ditangkap karena mengunggah foto dirinya membawa plastik klip kecil diduga berisi narkoba jenis sabu-sabu.

Tak hanya itu, ia juga menuliskan kata-kata kasar atau umpatan kepada polisi.

Selain itu, IN mengancam hingga menantang aparat kepolisian.

Polisi yang mengetahui langsung melakukan penyelidikan hingga berhasil menangkap pelaku.

"Iya, ditangkap lantaran unggahan di medsos yang bersifat provokatif, bahkan bernada ancaman disertai umpatan yang ditujukan terhadap aparat penegak hukum," kata Kepala Subaggian Humas Polres Dompu, Aiptu Hujaifah, kepada Kompas.com, Sabtu (20/2/2021).

Untuk mempetanggungjawabkan perbuatannya, pelaku dibawa ke Mapolres Dompu.

"Saat ini terduga pelaku sudah diamankan di Mapolres Dompu untuk pemeriksaan lebih lanjut," pungkasnya.

Baca juga: Heboh Pria Mengaku Jenderal Narkoba, Tantang Polisi dan Langsung Ditangkap

 

Sumber: Kompas.com (Penulis : Fitri Rachmawati, Zakaria Demon daton, | Editor : David Oliver Purba, Phytag Kurniati, Farid Assifa, Setyo Puji)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com