Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi di Tengah Desa Miliarder Tuban, Tarsimah Tak Punya Lahan, Suami Sakit dan Tak Bisa Kerja

Kompas.com - 22/02/2021, 05:20 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Tarsimah (65), cuma bisa menyaksikan saat tetangganya memborong mobil usai mendapatkan keuntungan dari menjual tanah kepada Pertamina-Rosneft.

Wanita renta itu menjadi salah satu potret ironi di tengah Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur yang kebanyakan warganya mendadak jadi miliarder.

Baca juga: Tetangga Jadi Miliarder dan Borong Mobil, Tarsimah: Tak Dapat Apa-apa, Cuma Lihat Orang pada Senang

Tak punya lahan, suami tak kerja

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Melansir Surya.co.id, Tarsimah mengaku tidak memiliki lahan untuk dijual kepada perusahaan kilang minyak itu.

"Tidak punya tanah, ya hanya rumah ini. Saya dan suami sudah tidak kerja, dapat bantuan dari pemerintah," ujar Tarsimah dilansir dari Surya.co.id, Jumat (19/2/2021).

Dia pun hanya bisa mendengar gegap gempita tetangga yang mendapatkan rezeki nomplok.

"Tidak dapat apa-apa saya, ya hanya lihat orang yang jual tanah saja pada senang," kata dia.

Baca juga: Kilang Tuban, Proyek Pertamina yang Sempat Ditolak, Kini Bikin Warga Jadi Miliarder

Suaminya sakit

Tarsimah tinggal bersama suaminya, Parman (70) yang tidak bisa bekerja karena kondisinya tidak bisa berjalan.

Mereka pun masih terdaftar sebagai penerima Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).

Keterangan penerima bantuan itu juga terlihat di dinding depan rumahnya.

Kedua lansia tersebut, selama ini bisa bertahan hidup dari bantuan pemerintah.

"Ya seadanya bertahan, melihat tetangga pada jual tanah ya saya tidak bisa apa-apa, tidak punya lahan untuk dijual juga," ungkap sambil bersandar di pintu masuk.

Sementara dua anaknya kini sudah berkeluarga dan tinggal di tempat lain.

Baca juga: Ini Penjelasan Sosiolog Soal Warga Tuban Kaya Mendadak dan Pilih Borong Mobil, Ternyata...

Usai fenomena jual tanah, 27 keluarga dicoret dari penerima bantuan

Ilustrasi mobilSHUTTERSTOCK Ilustrasi mobil
Pendamping Bantuan Sosial Pangan (BSP) atau Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Jenu, Imron mengatakan, ada 27 keluarga yang dicoret dari penerima manfaat.

Para keluarga yang dicoret kini sudah dianggap sebagai warga yang mampu karena telah menjual lahan ke Pertamina.

Sebelumnya ada 288 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang BPNT di Desa Sumurgeneng.

Beberapa di antara mereka dicoret sebagai penerima BNPT melalu aplikasi sistem informasi kesejahteraan sosial next generation (SISK-NG).

"Sudah diverifikasi oleh petugas, yang mendapat ganti untung lahan harus dikeluarkan dari penerima BPNT," tutup Imron.

Baca juga: Sederet Cerita Warga Tuban yang Kaya Mendadak dari Kilang Minyak, Ada yang Sempat Menolak karena Tak Mau Kehilangan Kenangan

Borong 176 mobil

Menurut Kepala Desa Sumbergeneng Gihanto, memang ada sekitar 176 mobil baru yang dibeli warga desanya.

Mobil dibeli dari penjualan tanah yang dihargai kisaran Rp 600.000 sampai Rp 800.000 per meter.

Mobil yang dibeli beragam, mulai dari Kijang Innova, Honda HRV, Pajero hingga Honda Jazz.

Bahkan ada satu orang yang membeli hingga tiga unit mobil.

"Sudah ada 176 mobil baru yang datang, itu tidak langsung bersamaan, yang datang bareng ya 17 mobil minggu kemarin," kata dia, beberapa waktu lalu.

Adapun proyek kilang minyak yang dimaksud merupakan proyek gabungan antara Pertamina dan Rosneft, perusahaan minyak dan gas asal Rusia.

Perusahaan gabungan itu dinamai PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia.

Proyek New Grass Root Refinery (NGRR) itu memiliki kapasitas 300.000 barrel per hari sehingga digadang-gadang bisa memperkuat kemandirian energi.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Potret Kemiskinan di Kampung Miliarder Sumurgeneng Tuban, Tarsimah: Saya tak Punya Lahan,

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Tarsimah, Warga Miskin Desa Tuban Cuma Bisa Dengar Riuh Tetangganya Borong Mobil dan Jadi Miliarder"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com