Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Warga di Yogyakarta Gotong Royong Dirikan Shelter Tangguh untuk Pasien Covid-19 yang Antre Dirawat di RS

Kompas.com - 21/02/2021, 09:29 WIB
Rachmawati

Editor

Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bantul, Helmi Jamharis menyatakan, lonjakan jumlah kasus Covid-19 di DIY, khususnya di Bantul, diindikasikan karena aktivitas warga saat libur dan cuti bersama.

"Ada indikasi nataru (libur Natal dan Tahun Baru) berkontribusi signifikan dalam penambahan. Kalau pemerintah memberikan waktu libur cuti bersama, itu menjadi potensi meningkatnya jumlah Covid-19," kata Helmi.

Baca juga: Talut Sepanjang 20 Meter di Yogyakarta Longsor

Shelter Tangguh Panggungharjo

Wahyudi mengaku resah dengan situasi kedaruratan tempat tidur atau ruang rawat pasien positif Covid-19 di rumah sakit.

Kerisauannya itu dia kabarkan kepada teman-temannya lewat media sosial. Bak gayung bersambut, gerakan Sambatan Jogja (SONJO) menyambutnya dan langsung berkoordinasi untuk membuat ruangan yang bisa merawat pasien positif Covid-19.

"Mengabarkannya kepada teman-teman melalui postingan media sosial, dan disambut Pak Rim (Rimawan Pradiptyo), dan melakukan koordinasi cepat dengan pemerintah kabupaten," kata Wahyudi.

Baca juga: Resep Lotek Yogyakarta, Sayur Rebus Siram Bumbu Kacang buat Sarapan

Setelah beberapa kali melakukan koordinasi, akhirnya disepakati membuat Shelter Tangguh. Lokasinya di Desa Panggunggharjo, dengan memanfaatkan bangunan bekas Rumah Sakit Umum Veteran Patmasuri.

"Ini adalah kolaborasi pemerintah daerah, pemerintah desa, dan komunitas SONJO," kata Wahyudi.

Shelter Tangguh yang diusulkan warga desa Panggungharjo pun disambut Pemkab Bantul. Menurut Wahyudi, Pemkab Bantul langsung mempersiapkan infrastruktur dan memberikan pelayanan serta pengelolaan Selter Tangguh sampai dengan tiga bulan pertama.

Baca juga: Keunikan Stasiun Yogyakarta, Salah Satu Stasiun Tertua di Indonesia

"Pemkab Bantul responsif dan menyediakan anggaran serta paramedis di awal untuk pengelolaan. Setelah itu, lanjut Wahyudi, warga masyarakat desa dan komunitas yang akan melanjutkan," kata Wahyudi.

Inisiator gerakan kemanusiaan SONJO, Rimawan Pradiptyo, menyebut, Shelter Tangguh Panggungharjo adalah upaya warga menjawab keresahan sulitnya mencari ruang rawat bagi pasien positif Covid-19.

"Kami diskusikan dengan Pemkab Bantul, ada rekan dari IDI, ada dari Farmasi UGM, dan Kedokteran UGM, lalu kami sepakat bikin Shelter Tangguh. Dan pada 15 Januari Selter Tangguh sudah beroperasi dimulai dengan 10 pasien," kata Rimawan yang ikut membantu pendirian Shelter Tangguh Panggungharjo.

Baca juga: Ratusan Penumpang Tes GeNose di Stasiun Tugu Yogyakarta, 6 Terindikasi Positif Covid-19

Apa bedanya dengan shelter lainnya?

Shelter Tangguh Panggungharjo, menurut Rimawan, berbeda dengan shelter lainnya karena juga bisa menjadi ruang rawat rujukan bagi pasien Covid-19 yang bergejala ringan sampai sedang.

Kapasitasnya bisa menampung sampai 100 pasien, namun kini baru sekitar 60 pasien karena ruangannya harus diperbaiki terlebih dahulu.

"Tapi tidak bisa langsung penuh, harus diperbaiki ruangannya. Namanya juga darurat," imbuh Rimawan yang juga menjadi Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UGM.

Baca juga: Catat, Jadwal Lengkap KRL Solo-Yogyakarta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com