Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Keindahan Telaga Madirda dan Cerita Cupu Manik Astagina

Kompas.com - 21/02/2021, 08:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Sebuah telaga berair jernih di Kaki Gunung Lawu memanjakan mata setiap orang yang memandang.

Siapa sangka, di balik keelokan telaga tersebut, tersimpan sebuah kisah memilukan yang hingga kini diyakini sebagai cerita terjadinya Telaga Madirda.

Baca juga: Telaga Madirda yang Menawan di Kaki Gunung Lawu, Pas untuk Liburan Akhir Pekan

Letak Telaga Madirda

Gunung Lawu yang bisa dilihat dari Embung Manajar Boyolali.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Gunung Lawu yang bisa dilihat dari Embung Manajar Boyolali.
Telaga Madirda berada di kaki Gunung Lawu, tepatnya Dusun Tlogo, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah.

Dari Kota Solo, butuh waktu sekitar 45 menit hingga satu jam untuk menuju ke telaga tersebut.

Lantaran berada di kaki gunung, Telaga Madirda memiliki hawa sejuk.

Baca juga: Kilang Minyak Tuban, Dulu Ditolak, Kini Bikin Warga Kaya Mendadak

Cerita rakyat perebutan Cupu Manik Astagina

Oleh masyarakat Ngargoyoso, Karanganyar, cerita tiga bersaudara berebut Cupu Manik Astagina diyakini pernah terjadi di tempat itu.

Salah seorang anggota Pengurus Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Kabupaten Karanganyar Kustawa Esye mengungkapkan, ada tiga orang bersaudara yakni Anjani, Guwarsi dan Guwarso.

Mereka ialah anak-anak dari Resi Gotama dan Dewi Indardi.

Suatu hari, tiga saudara itu berebut sebuah barang pusaka milik sang ibu yakni Cupu Manik Astagina.

Konon, benda itu dapat memancarkan keindahan jagat raya.

"Ketiganya sebenarnya terlahir sebagai manusia biasa. Suatu ketika mereka bertiga berebut cupu manik astagina, semacam penyimpan barang pusaka atau perhiasan milik ibunya," kata Kustawa.

Baca juga: Solo Menanti Gibran, Rudy Kembali Menjadi Tukang Las

Kemarahan Resi Gotama dan Telaga Madirda

Telaga Madirda di Kaki Gunung Lawu.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Telaga Madirda di Kaki Gunung Lawu.
Resi Gotama yang tidak pernah merasa memberikan barang tersebut, kemudian memanggil sang istri.

Ia menanyakan dari mana benda tersebut berasal.

Sang istri hanya diam karena benda itu ialah pemberian dari Dewa Surya.

Resi Gotama yang menyimpulkan istrinya berselingkuh marah besar dan mengutuk sang istri menjadi batu.

"Saking marahnya Resi Gotama juga membuang Cupu Manik Astagina hingga menjadi tanah cekung yang berubah menjadi telaga, yang kini dipercaya sebagai Telaga Madirda" kata dia.

Tetapi, tiga bersaudara itu masih berambisi menemukan Cupu Manik Astagina hingga dua di antaranya yakni Guwarsi dan Guwarso masuk ke telaga.

"Namun, ketika keluar mereka berubah menjadi kera, Subali dan Sugriwa," tuturnya.

Cerita ini, imbuh Kustawa, sebenarnya memiliki hubungan dengan sebuah kisah epos Ramayana.

Namun, warga sekitar meyakini, perebutan Cupu Manik Astagina memang terjadi di telaga tersebut.

Baca juga: Telepon Terakhir Prada Ginanjar dan Janji Ikan Gurame Goreng Sang Ayah

 

Telaga Madirdainstagram.com/pesonaberjo/ Telaga Madirda
Ritual yang masih dilakukan hingga kini

Kustawa mengatakan, ada beberapa ritual yang hingga kini masih dijalankan oleh masyarakat di sekitar Telaga Madirda.

Di antaranya, dilakukan setelah musim panen raya dan menjelang bulan puasa.

Dalam kegiatan tersebut, masyarakat menggelar kenduri bersama dan doa-doa.

"Ada hal unik yang masih dipertahankan dari ritual bersih desa dan sadranan tersebut. Yakni air yang digunakan untuk memasak makanan itu diambilkan dari air Telaga Madirda," kata dia.

Selain itu, para wanita yang memasak diharuskan dalam keadaan suci.

"Mereka juga tidak boleh mencicipi makanan ketika tengah memasak," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com