Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Warga Tuban Jatuh Miskin Usai Borong 176 Mobil, Ini yang Dilakukan Bos Pertamina Rosneft

Kompas.com - 21/02/2021, 07:53 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia Kadek Ambara Jaya merasa prihatin dan sedih mengetahu warga desa di Tuban memborong mobil dari hasil menjual tanah ke Pertamina.

Ia khawatir masyarakat yang mendadak menjadi miliarder itu terancam miskin karena tak bisa mengelola uang dengan baik.

Untuk menindaklanjuti dan tanggung jawab terhadap masalah sosial warga, PT Pertamina Rosneft akan bekerja sama dengan pihak ketiga untuk melakukan riset dan pemetaan kondisi warga di tiga desa tersebut.

"Kita akan gandeng tim riset dari Lembaga Antropologi Untuk Riset dan Analisa dalam rangka membangun cetak biru CSR (corporate social responsibility) perusahaan berbasis kearifan lokal," ungkap Kadek saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (17/2/2021).

Baca juga: Bos Pertamina Rosneft Sedih Warga Tuban Ramai-ramai Borong Mobil, Khawatir Ini Bakal Terjadi...

Perusahaan ingin mengajak warga berbagi pekerjaan dengan padat karya sebagai upaya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hadir untuk negeri.

Sebelum melibatkan warga sekitar, perusahaan akan memberikan pembinaan dan pelatihan. Sehingga, warga sekitar memiliki kemampuan yang baik.

"Kita punya kewajiban untuk membantu warga dari ring satu, apalagi warga saat ini kan mulai susah karena Covid-19," jelasnya.

Baca juga: Presdir Pertamina Rosneft Sedih Lihat Warga Tuban Borong Mobil, Khawatir Uang Tak Digunakan dengan Tepat

Sementara itu, proses pengerjaan proyek pembangunan kilang minyak masih tahap awal. Seperti pembersihan lahan atau clearing.

Menurutnya, warga sekitar khususnya para penggarap lahan diharapkan dapat bergabung dan mendapatkan pekerjaan melalui padat karya tersebut.

 

"Kalau punya lahan kan punya duit banyak nih, namun penggarapnya kan kasihan," jelasnya.

 

Sebelumnya diberitakan, Kepala Desa Sumurgeneng Gihanto mengatakan, dari 840 kepala keluarga (KK) di desanya, ada 225 KK menjual tanah ke Pertamina.

Tanah itu dijual untuk pembangunan kilang minyak new grass root refinery (NGRR) yang merupakan kerja sama Pertamina dan perusahaan asal Rusia, Rosneft.

PT Pertamina juga menghargai tanah warga lebih tinggi dari biasanya, sekitar Rp 600.000 sampai Rp 800.000 per meter.

Rata-rata, warga mendapat uang sebanyak Rp 8 miliar dari penjualan tanah itu. Gihanto menjelaskan, warga yang memiliki empat hektare lahan mendapat uang sebesar Rp 26 miliar.

Sebagian besar warga yang mendapat uang ganti untung memborong mobil. Gihanto mencatat sudah ada 176 mobil yang dibeli warga desanya. (Penulis Kontributor Tuban, Hamim | Editor Dheri Agriesta)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com