Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Cinta Siti Oetari dan Bung Karno yang Bersemi di Surabaya

Kompas.com - 21/02/2021, 07:07 WIB
Rachmawati

Editor

Saat rokok sudah terselip di antara bibir, Bung Karno mengambil satu batang korek api dan menggesekkanya di bagian pinggir.

Ternyata yang terjadi adalah nyala api menyambar batang-batang korek di dalam kotak dan membuat tangan Bung Karno sedikit terbakar.

Baca juga: Harlah NU ke-95, Megawati Janji Teruskan Kedekatan Bung Karno dengan Kiai dan Warga Nahdliyin

Peristiwa yang kedua, saat Bung Karno masuk ke dalam masjid dan hendak melakukan proses ijab kabul.

Tiba-tiba penghulu menegur Bung Karno yang mengenal dasi dan mengatakan jika menggunakan dasi bukan kebiasaan orang Islam.

Bung Karno kaget dan membalasnya, "Pak Penghulu, saya menyadari bahwa dulunya mempelai hanya memakai pakaian Bumiputera yaitu sarung. Tapi ini adalah cara lama. Aturannya sekarang sudah diperbarui."

"Ya!" kata penghulu membentak. "Tetapi pembaharuan itu hanya untuk memakain pantolan dan jas terbuka."

Baca juga: Saat Megawati Terisak Mengenang Pesan Bung Karno dalam HUT Ke-48 PDI-P

"Adalah kegemaran saya untuk berpakaian rapi dan memakain dasi," tukas Bung Karno.

"Kalau masih terus berkeras kepala untuk berpakaian rapi itu, saya menolak untuk melakukan pernikahan.".

Bung Karno bangkit dari kursi dan berkata keras, "Barangkali lebih baik tidak kita melanjutkan pernikahan ini!"

"Persetan, tuan-tuan semua. Saya pemberontak dan saya akan selalu memberontak. Saya tidak mau didikte orang di hari pernikahan saya."

Suasana kemudian terkendali setelah seorang alim ulama berhasil meredakan ketegangan. Pernikahan Bung Karno dan Oetari pun berjalan lancar.

Baca juga: Megawati Usul ke Nadiem Buku Karya Bung Karno Jadi Kurikulum Baca di Sekolah

Pindah ke Bandung

Dunia Bung Karno dan Oetari seperti langit dan bumi. Bung Karno disibukkan dengan aktivitasnya bersama Tjokro dan pendidikannya. Sementara Oetari menikmati masa-masa remajanya.

Pada akhir Juni 1921, Bung Karno berangkat ke Bandung meneruskan pendidikan di Sekolah Tekhnik Tinggi untuk mengejar gelar Insinyur.

Oetari pun iku ke Bandung. Namun hubungan Bung Karno dan Oetari semakin menjauh. Soekarno mengatakan saat ia sedang berpidato di depan kelompok pemuda di malam hari, Oetari berkejar-kejaran dengan keponakan perempuan Nyonya Inggit, induk semang Bung Karno di Kota Bandung.

Baca juga: Ramai soal Penjualan Surat Nikah dan Cerai Bung Karno, Ini Fakta dan Penjelasannya...

"Kami masing-masing berjalan sendri-sendiri. Dia masih hijau sekali. Sifat pemalunya berlebihan, sehingga dia hanya bicara seperlunya denganku."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com