Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta 52 Ikan Paus Terdampar di Madura, 49 Ekor Mati, BKSDA Sebut Fenomena Langka

Kompas.com - 20/02/2021, 07:00 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Warga di Desa Patereman, Kecamatan Modung, Bangkalan, Jawa Timur, digegerkan dengan terdamparnya puluhan ikan paus.

Pasalnya, fenomena yang terjadi pada Kamis (18/2/2021) tersebut diketahui jarang terjadi.

Berdasarkan catatan dari Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Wilayah II Jawa Timur, jumlah paus yang terdampar pada hari itu ada sebanyak 52 ekor.

Dari total tersebut, 49 di antaranya diketahui mati setelah terdampar.

Baca juga: 52 Ekor Paus Terdampar di Madura, BKSDA: Ini Fenomena Langka

Kesaksian warga

Salah seorang nelayan Modung, Syafii Ma'arif mengatakan, peristiwa itu sempat mengejutkan para nelayan setempat.

Pasalnya, ikan paus yang terdampar tersebut datang secara bersamaan dan selama ini belum pernah terjadi.

Dirinya belum mengetahui penyebab fenomena tersebut. Namun demikian, dirinya merasa kasihan karena sejumlah paus itu ada yang mengalami luka-luka.

"Saya cuma kasihan sama ikannya yang mati. Ada ikan paus yang luka-luka juga," ucap dia Jumat (19/2/2021).

Menurutnya, ikan paus pilot yang terdampar itu diketahui memiliki panjang sekitar 3 meter.

Baca juga: 49 Paus Terdampar di Madura, 46 di Antaranya Mati, Warga: Saya Kasihan Ada yang Luka-luka

Bangkai paus dikubur nelayan

Sementara itu, Camat Modung Heri Arifin mengatakan, paus yang mati tersebut langsung dikubur nelayan karena dikhawatirkan membusuk dan mengeluarkan bau.

Sedangkan yang masih hidup telah dievakuasi untuk dikembalikan ke tengah laut.

"Masih ada tiga paus yang hidup, tapi terancam mati jika tidak segera dievakuasi ke tengah laut," ungkapnya.

Fenomena itu diketahui membuat heboh warga sekitar. Tak sedikit dari mereka datang ke lokasi untuk melihat ikan paus tersebut.

Baca juga: 52 Ekor Paus Terdampar di Madura, Apa Penyebabnya?

Fenomena langka

Kepala Bidang Konservasi Sumberdaya Alam BKSDA Wilayah II Jawa Timur, RM Wiwied Widodo mengaku masih melakukan penyelidikan terkait kejadian itu.

Namun demikian, ia mengatakan terdamparnya satu koloni ikan paus di pantai tersebut merupakan fenomena langka.

Terlebih lagi, ikan paus merupakan mamalia laut yang diketahui memiliki sonar atau navigasi.

"Ini fenomena langka, biasanya yang terdampar di pantai hanya beberapa ekor, tapi ini sampai puluhan atau satu koloni. Kami sedang selidiki penyebabnya," katanya.

Baca juga: Anggota Paskhas TNI AU Diserang KKB, 1 Pelaku Tewas Tertembak Saat Berusaha Kabur

Ada beragam kemungkinan

Untuk melakukan penyelidikan terkait fenomena itu, BKSDA diberikan waktu tiga hari.

"Kami diberi waktu 3 hari untuk menjelaskan penyebabnya. Mohon ditunggu," ucap Widodo.

Saat ini, pihaknya mengaku sudah mengambil sampel pada paus yang terdampar itu untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Karena peristiwa itu merupakan fenomena langka, Widodo mengaku ada beragam kemungkinan penyebabnya.

"Penyebabnya bisa beragam, dari gangguan sonar yang bisa berasal dari gangguan alam seperti gempa atau patahan bumi, atau bahkan mereka hanya mencari makan," terang dia.

Penulis : Achmad Faizal, Taufiqurrahman | Editor : Robertus Belarminus, David Oliver Purba

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com