Bagi Rudy, purnatugas dan kembali ke masyarakat bukan sebuah persoalan.
Sebab pria yang menjabat sebagai Ketua DPC PDI-P Solo itu mengaku tak memiliki jarak dengan masyarakat.
"Saya selalu sampaikan, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Jadi tidak ada jarak antara masyarakat paling bawah dengan saya, tidak ada," tutur Rudy.
Kini ia memilih terjun dalam dunia mekanik karena memang sudah menjadi hobinya sejak dulu.
Lukisan bertuliskan "Maturnurun" itu rupanya menjadi sebuah tanda terima kasih dari warga Solo.
Sejumlah bangunan ikon Solo pun menjadi latar lukisan, seperti Stadion Manahan, Bendung Tirtonadi hingga Tugu Keris.
Selain di Jalan Juanda, mural wajah Rudy juga tergambar di sekitar kawasan perempatan Ngarsopuro.
Pelukisnya ialah sejumlah seniman mural di Solo, salah satunya Irul Hidayat.
Bagi Irul, mural bisa mengekspresikan apa pun, dari kritik sosial hingga pesan terima kasih.
Baca juga: Sependapat dengan Gibran, Teguh Akan Lanjutkan Program Rudy di Solo
Seperti yang dibuatnya untuk sang wali kota dua periode tersebut.
"Ini sebagai bentuk ungkapan terimakasih atas pengabdian Pak Rudy selama ini bagi Solo," kata dia, Selasa (16/2/2021).
Irul juga memperlihatkan salah satu mural Rudy tengah menyapu dengan pakaian dinasnya.
"Kerja keras itu biasa beliau mulai dari hal-hal ringan dan sederhana, seperti menyapu. Sekaligus sebagai penanda sejarah, di Solo pernah memiliki figur wali kota yang unik, sederhana dan merakyat," tutur Irul.
Tak hanya mural, sejumlah spanduk ucapan terima kasih untuk Rudy juga terpasang di beberapa titik lokasi.
Baca juga: Pelantikan Gibran-Teguh di Solo Digelar secara Virtual