Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banting Setir ke Perabot Dapur, Perajin Kendang Jimbe Blitar Selamat dari Kebangkrutan

Kompas.com - 19/02/2021, 17:26 WIB
Asip Agus Hasani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

Susi adalah contohnya. Dia mengaku tidak menerima pembayaran atas kendang yang telanjur dia kirimkan ke China dengan nilai tidak kurang dari Rp 100 juta.

Di antara mereka yang bangkrut, masih ada yang bertahan, salah satunya Parno. Dia masih setia memroduksi kendang jimbe, masih untuk pasar China.

"Baru lima bulanan ini ada permintaan lagi. Tapi, tidak sebesar dulu sebelum pandemi. Sekarang malah berhenti lagi. Informasinya hanya karena jeda perayaan Imlek," ujar Parno.

Sebelum pandemi, Parno biasa memroduksi kendang jimbe sebanyak 3.000 hingga 5.000 kendang per bulan dengan mempekerjakan sekitar 50 orang.

Kini, dengan 20 orang pekerja, kapasitas produksinya tinggal 1.000 hingga 2.000 kendang per bulan.

Sementara perajin lain yang masih bertahan, Sugeng Harianto, generasi ketiga perajin kayu di Kelurahan Sentul, lebih memilih kembali ke produk-produk yang biasa dikerjakan bapak dan kakeknya seperti beragam mainan anak dan pegangan stempel.

Baca juga: Detik-detik Personel Paskhas TNI AU Ditembaki di Bandara Amenggaru Papua, Kontak Senjata 2,5 Jam, 1 KKB Tewas

Sugeng juga mulai memroduksi perabot dapur dan rumah tangga seperti hanya Susi.

"Tapi, kalau omzet masih sangat kecil. Ya sekitar Rp 5 jutaan per bulan," ujar dia.

Sugeng masih membuat kendang jimbe, namun hanya jika ada pesanan.

Berbeda dengan kendang pesanan pasar China, kini Sugeng lebih suka melayani pesanan dari satuan untuk kendang dengan kualitas premium.

Jika kendang yang biasa diproduksi massal untuk pasar China dihargai antara Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per kendang, kendang bikinan Sugeng kini dia jual mulai Rp 800.000 hingga di atas Rp 1.000.000.

"Pesanan biasanya dari pemain musik pro. Ada yang dari Yogyakarta," ujar dia.

Berbeda dengan Parno yang berharap pasar China segera bergairah lagi, Sugeng mengaku tidak lagi berminat membuat kendang jembe untuk pasar China karena marjin keuntungan yang terlalu kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com