PURWOKERTO, KOMPAS.com - Pemberlakuan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dinilai belum efektif.
Epidemiolog Lapangan Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dr Yudhi Wibowo mengatakan, penguatan 3 T (testing, tracing, treatment) belum berjalan.
"Belum efektif, karena penguatan 3T belum jalan. Jadi ada kendala implementasi yang serius, konsisten dan tegas. Itu yang belum terlihat," kata Yudhi saat dihubungi, Jumat (19/2/2021).
Baca juga: Epidemiolog Unsoed: Kebijakan PPKM Hanya Mampu Sedikit Landaikan Kasus Covid-19
Minimnya testing dan tracing, kata Yudhi, terlihat dari terus menurunnya jumlah tes swab PCR.
Yudhi memaparkan, sejak PPKM diterapkan pada pekan ke-55, jumlah sampel swab tercatat sebanyak 1.292, kemudian pada pekan ke-56 jumlah sampel swab sebanyak 1.321.
Selanjutnya pada pekan ke-57 sebanyak 1.122 sampel swab, pekan ke-58 sebanyak 862 sampel swab, dan pekan ke-59 sebanyak 717 sampel swab.
"Ada beberapa kendala, antara lain testing hanya dilakukan pada orang yang bergejala sesuai pedoman Kemenkes revisi kelima," ujar Yudhi.
Selain itu, petugas surveilans untuk tracing dan swaber juga terbatas.
"Dengan PPKM mikro kan TNI, Polri membantu melalui Bhabinsa dan Bhabikamtibmas, seharusnya sudah dapat suntikan SDM," kata Yudhi.
Baca juga: Ahli Epidemiologi Unsoed: PPKM Kebijakan Nanggung
Meski demikian, Yudhi mengapresiasi rencana Bupati Banyumas Achmad Husein yang akan melanjutkan PPKM berskala mikro.
"Saya apresiasi rencana bupati yang akan patenkan PPKM mikro dengan catatan diimplementasikan secara serius, konsisten dan tegas," ujar Yudhi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.