Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Pengungsi Longsor di Nganjuk, Dapat Bantuan Makanan Malah Keracunan

Kompas.com - 19/02/2021, 13:16 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Sudah jatuh tertimpa tangga, istilah tersebut sepertinya pas untuk menggambarkan kondisi para pengungsi bencana longsor di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Bagaimana tidak, puluhan warga yang terdiri dari pengungsi dan relawan bencana longsor tersebut diketahui keracunan makanan yang didapat dari bantuan masyarakat.

Kapolres Nganjuk, AKBP Harviadhi Agung Pratama mengatakan, hingga saat ini ada 44 orang yang mengalami keracunan.

Dari total korban tersebut 33 di antaranya mengalami gejala ringan sehingga cukup dilakukan rawat jalan.

“Tadi malam kita mendapatkan laporan sekitar pukul 22.00 WIB ada beberapa orang yang mengalami gejala mual, muntah, pusing dan diare. Itu terdiri dari masyarakat pengungsi dan juga beberapa relawan,” katanya, Jumat (19/2/2021).

Baca juga: Puluhan Korban Longsor Nganjuk Keracunan Mi Ayam Bantuan, Ada 2.000 Porsi Dibagikan

Berasal dari mi ayam

Harviadhi mengatakan, setelah mendapatkan laporan itu pihaknya langsung menerjunkan satu unit Pidsus dan Inafis untuk melakukan penyelidikan.

Dari hasil penyelidikan itu, penyebab warga keracunan diduga berasal dari makanan mi ayam.

“Gejala yang dialami oleh masyarakat diduga berasal atau keracunan dari makanan yaitu berupa mi ayam yang dikemas dalam bentuk cup siap saji, yang diperkirakan berasal dari masyarakat atau kiriman bantuan dari masyarakat,” jelas Harviadhi.

Sebab, lanjut dia, hasil uji sampel dari mi ayam tersebut diketahui mengandung formaldehyde atau formalin.

"Makanan tersebut mengandung formaldehyde baik dari mi-nya maupun saus dan juga kecap, termasuk minyak bumbu, yang orang awam bilang atau biasa kita kenal dengan istilah formalin,” kata Harviadhi menambahkan.

Baca juga: Kesaksian Relawan Longsor Nganjuk: Muntah dan Diare 6 Jam Usai Makan Mi Ayam Bantuan

2.000 porsi mi ayam

Dikatakan Harviadhi, mi ayam tersebut diketahui bukan dari masakan dapur umum di posko pengungsian setempat.

Melainkan berasal dari sumbangan beberapa warga yang mengaku dari paguyuban mi ayam asal Surabaya.

Adapun mi ayam yang dibagikan kepada pengungsi dan relawan tersebut diketahui berjumlah 2.000 porsi.

“Jadi kita peroleh informasi pada hari Rabu tanggal 17 Februari (2021) ada beberapa orang yang mengaku berasal dari paguyuban mi ayam asal Surabaya menawarkan bantuan makanan sebanyak 2.000 porsi mi ayam,” ungkap Harvi.

Untuk mengusut kasus tersebut, pihaknya mengaku akan memanggil pemberi bantuan itu untuk dilakukan pemeriksaan.

“Ada dua orang yang rencananya hari ini akan kami lakukan penjemputan dan pemeriksaan. Kita ambil keterangannya,” jelas Harviadhi.

Baca juga: Hanya Memakai Bra dan Celana Dalam, Seorang Wanita Muda Nekat Jalan-jalan ke Mal, Warga: Saya Kira Orang Gila

Kesaksian korban

Bagus (32), salah satu korban keracunan makanan di lokasi bencana longsor Dusun Selopuro, Ngetos, Nganjuk, masih dirawat di Puskesmas Ngetos, Jumat (19/2/2021).KOMPAS.com/USMAN HADI Bagus (32), salah satu korban keracunan makanan di lokasi bencana longsor Dusun Selopuro, Ngetos, Nganjuk, masih dirawat di Puskesmas Ngetos, Jumat (19/2/2021).

Salah satu relawan yang mengeluhkan sakit mual dan diare setelah makan mi ayam tersebut adalah Bagus (32).

Akibat mengalami keracunan itu, Bagus saat ini harus dilakukan perawatan medis di Puskesmas Ngetos.

“Pertama terasa mual, terus sakit seperti diabet, terus diare satu dua kali. Habis minum obat diare, itu ke sini dikasih obat sama puskesmas, terus muntah. Terus diare lagi, diinfus,” kata Bagus yang masih dirawat di Puskesmas Ngetos, Jumat (19/2/2021).

Sementara Kepala Puskesmas Ngetos saat hendak dikonfirmasi terkait kejadian itu menolak untuk memberikan keterangan.

Pihaknya juga tidak berkenan memberikan izin untuk wawancara kepada korban lainnya dengan alasan masih pandemi.

Penulis : Kontributor Nganjuk, Usman Hadi | Editor : David Oliver Purba

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com