Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Relawan Longsor Nganjuk: Muntah dan Diare 6 Jam Usai Makan Mi Ayam Bantuan

Kompas.com - 19/02/2021, 12:08 WIB
Usman Hadi ,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com – Sebanyak 44 orang terdiri dari pengungsi dan relawan bencana longsor di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, keracunan mi ayam.

Salah satu korban ialah Bagus (32), relawan asal Jombang.

Bagus mengatakan, merasa mual-mual setelah beberapa jam melahap mi ayam bantuan dari paguyuban mi ayam asal Surabaya itu.

Tak hanya mual, perutnya terasa sakit lalu ia mengalami diare.

Setelah dirawat dan diberi obat oleh petugas medis Puskemas Ngetos, Bagus muntah-muntah.

“Pertama terasa mual, terus sakit seperti diabet, terus diare satu dua kali. Habis minum obat diare, itu ke sini dikasih obat sama puskesmas, terus muntah. Terus diare lagi, diinfus,” kata Bagus yang masih dirawat di Puskesmas Ngetos, Jumat (19/2/2021).

Baca juga: Puluhan Korban Longsor Nganjuk Keracunan Mi Ayam Bantuan, Ada 2.000 Porsi Dibagikan

Adapun Bagus adalah relawan asal Kabupaten Jombang. Sudah enam hari ini ia bersama 12 rekannya membantu proses evakuasi korban bencana longsor di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur.

Bagus mengalami mual-mual setelah mengonsumsi mi ayam.

Mulanya ia diambilkan satu mangkok mi ayam oleh salah satu rekannya, Kamis (18/2/2021) sekitar pukul 16.30 WIB. Setelah itu belum muncul reaksi apapun.

“Setelah makan mi, saya kembali ke posko. Setelah evakuasi, jam 19.00 WIB kami makan nasi bungkus, setelah makan nasi bungkus jam 22.30 WIB perut saya terasa,” tuturnya.

Baca juga: Tak Ikut Borong Mobil, Pengunggah Video Miliarder Tuban Pilih Habiskan Rp 9,7 M untuk Hal Ini

Kini setelah dirawat di Puskemas Ngetos kondisi Bagus berangsur-angur membaik.

Adapun Kepala Puskesmas Ngetos Nganjuk Budi Santoso menolak diwawancarai yang hendak mengetahui kondisi terkini para korban.

Adapun saat Kompas.com hendak menemui korban lainnya di ruang perawatan, salah satu petugas puskesmas melarang dengan alasan protokol kesehatan (prokes).

“Jangan masuk, Mas, ingat prokes, sekarang masih pandemi,” kata salah satu petugas puskesmas.

Akan dijemput

Polres Nganjuk akan melakukan penjemputan dan pemeriksaan ke pemberi 2.000 porsi mi ayam ke para pengungsi di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos.

Kapolres Nganjuk, AKBP Harviadhi Agung Pratama (baju dinas Polri), menjenguk korban keracunan makanan di Puskesmas Ngetos, Jumat (19/2/2021).KOMPAS.com/USMAN HADI Kapolres Nganjuk, AKBP Harviadhi Agung Pratama (baju dinas Polri), menjenguk korban keracunan makanan di Puskesmas Ngetos, Jumat (19/2/2021).

“Ada dua orang yang rencananya hari ini akan kami lakukan penjemputan dan pemeriksaan. Kita ambil keterangannya,” jelas Kapolres Nganjuk, AKBP Harviadhi Agung Pratama.

Harvi, sapaan Harviadhi menjelaskan, pihaknya telah mengetahui pemberi bantuan dari nomor kontak perwakilan paguyuban tersebut yang diberikan saat memberikan mi ayam. 

“Berdasarkan nomor kontak tersebut kita lakukan profiling, ada dua orang. Berdasarkan hasil cek pos tadi malam, dua orang itu salah satunya berada di Sidoarjo, satu lagi berada di Malang,” ungkap Harvi.

“Saya sudah perintahkan anggota Satreksim (Polres Nganjuk) untuk hari ini segera dilakukan penjemputan ke tempat yang bersangkutan untuk dilakukan pemeriksaan di Polres Nganjuk,” sambung dia.

Seperti diketahui, sebanyak 44 orang terdiri dari para pengungsi dan relawan bencana longsor di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, keracunan makanan, Kamis (18/2/2021) malam.

“Korban rentang usianya antara sembilan tahuh sampai dengan 50 tahun, yang anak-anak ada tiga orang, umur sembilan tahun ada dua orang dan umur sepuluh tahun ada satu orang,” tutur Harvi.

Polres Nganjuk juga telah melakukan food security test terhadap kandungan mi ayam. Ada empat indikator yang dites yakni arsenic, sianida, nitrit, dan formaldehyde.

Hasilnya mi ayam itu diketahui mengandung formaldehyde atau formalin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com