Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suami Sakit, Santi Gadaikan Ponsel Milik Anaknya Rp 350.000 untuk Makan: Saya Sedih dan Malu...

Kompas.com - 19/02/2021, 10:11 WIB
Rachmawati

Editor

Hal tersebut terpaksa ia lakukan karena bingung tak ada lagi yang bisa dimakan.

Sebulan setelah menjual ponsel, ibu guru anaknya menanyakan alasan CAA tak pernah mengerjakan tugas sekolah.

Santi mengaku malu dan kasihan padan amaknya karena ponsel yang digunakan belajar sudah digadaikan.

"Saya sedih dan malu karena HP-nya saya gadaikan dan belum mampu saya tebus," ujar Santi.

Baca juga: Cerita Pilu Bayi Aqila, Alami Gizi Buruk dan Penyakit Penyerta, Ibu: Saya Pasrah...

Bantuan sosial tak cukup

Santi bercerita saat pandemi, ia tercatat sebagai masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan dapat bantuan sosial tunai (BST) Rp 300.000 per bulan.

"Itu pun enggak cukup, habis buat makan saja. Saya beli beras saja cuma Rp 5.000 dan itu dimakan untuk sehari," kata Santi.

Dia berharap bisa mendapat bantuan sosial yang diberikan rutin setiap bulan seperti program keluarga harapan (PKH).

Ia mengaku pernah mengajukan agar dapat bantuan PKH. Namun saat itu kuotanya sudah habis.

Baca juga: Cerita Pilu Pawang Fery, Tewas Diserang Harimau Saat Mencegah Kabur dari Kandang

"Katanya nunggu orang meninggal dulu baru kita masuk. Lha, masak kita minta bantuan PKH saja masih harus nunggu orang meninggal? Sedangkan saya kalau lihat orang-orang yang dapat PKH itu hati saya nelangsa," kata Santi.

Santi merasa sedih saat mengetahui yang mendapat bantuan justru lebih mampu darinya. Bahkan mereka yang dapat bantuan bisa bangun rumah sendiri.

"Tapi, kenapa kok mereka dapat bantuan semua, padahal lebih susah saya. Saya sampai heran. Kalau saya bekerja enggak bakalan saya minta-minta kayak begini, saya atasi sendiri," ujar Santi.

"Sekarang saya enggak kerja, saya harus minta ke mana, ke tetangga enggak mungkin. Kita bilang ke RT-RW, misalnya, 'Pak, saya minta bantuan buat sekolah,' Tapi enggak mungkin pak RT bisa nebuskan HP. Makanya saya langsung ke Pak Baktiono soalnya saya dengar Pak Baktiono ini membantu orang kayak saya gini," kata dia.

Baca juga: Kisah Pilu Lela, Tinggal di Gubuk Reyot 3x2 Meter Tanpa Listrik Bersama 4 Anaknya

Rumah tak miliki toilet dan ingin bekerja

Ilustrasi uluran tangan.SHUTTERSTOCK/ONOT Ilustrasi uluran tangan.
Kepada Kompas.com, Santi berharap Pemkot Surabaya bisa memberikannya pekerjaan sehingga ia tak perlu meminta bantuan.

Ia berjanji ketika mendapat pekerjaan kelak dan kebutuhannya tercukupi, ia tidak lagi mengharapkan bantuan sosial dari pemerintah.

"Saya juga minta bantuan supaya saya dapat pekerjaan, biar saya ini enggak minta-minta seperti di DPRD kemarin," kata dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com