Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sosok Pengunggah Video Miliarder Tuban, Ternyata Punya Aset Rp 9,7 M, Tidak Ikut Beli Mobil

Kompas.com - 19/02/2021, 05:44 WIB
Dheri Agriesta

Editor

KOMPAS.com - Ratusan warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mendapat "durian runtuh".

Sebagian besar dari mereka mendadak menjadi miliarder setelah menjual tanah kepada PT Pertamina.

Tanah yang dijual itu untuk proyek pembangunan kilang minyal kerja sama Pertamina dengan perusahaan asal Rusia.

Hal itu pertama kali terungkap lewat sebuah video yang diunggah di media sosial Facebook pada Minggu (14/2/2021) sore.

Dalam video itu terlihat sejumlah truk towing yang membawa mobil baru mengantre di jalanan Desa Sumurgeneng.

Video itu juga dibagikan di sejumlah grup yang berisi masyarakat Tuban di Facebook dan aplikasi pesan instan WhatsApp. Video itu pun viral.

Baca juga: Penjelasan Majikan: Pariyem Baru 4 Tahun Bekerja, Minta Sendiri Gaji Rp 300.000 Per Bulan

Sosok pengunggah video itu pun terungkap. Pria tersebut adalah Tain (38), warga Dusun Pomahan, Desa Sumurgeneng.

Tain ternyata juga salah satu warga yang menjual tanahnya kepada PT Pertamina.

"Saya dapat Rp 9,7 miliar, hasil jual tanah juga ke Pertamina," kata Tain seperti dikutip Tribunjatim, Kamis (18/2/2021).

Tain tak menjelaskan berapa luas tanahnya yang dilepas untuk pembangunan kilang minyak tersebut.

Meski mendapat uang miliaran rupiah, Tain tak ikut membeli mobil seperti sebagian besar warga lain.

 

Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, beli mobil beramai-ramai.
Tribunnews/Istimewa Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, beli mobil beramai-ramai.
Ia memilih membeli tanah dan menabung. Padahal, sejumlah kerabatnya yang lain membeli mobil.

"Saya tidak beli mobil dulu, ya keluarga yang jual tanah sudah pada beli mobil," terangnya.

Tak menyangka viral

Tain tak menyangka video tersebut viral di media sosial. Padahal, ia berniat membagikan video itu demi kesenangan.

Sebab, ia senang melihat warga desa ramai-ramai membeli mobil secara bersamaan.

Baca juga: Mendadak Jadi Miliarder, Warga Desa di Tuban Borong Mobil meskipun Tak Bisa Nyetir

Bahkan, Tain mendapat kabar dari kerabatnya di Malaysia bahwa video belasan mobil itu juga viral di sana.

"Enggak ada niat bikin viral, hanya bagi video saja karena perasaan senang, sampai Malaysia juga viralnya, tidak menyangka," jelasnya.

Kepala Desa Sumurgeneng Gihanto mengamini sejumlah warga desa yang membeli mobil secara bersaaan.

Sejak pembebasan lahan tersebut, sudah ada 176 mobil baru yang dibeli warga desanya.

 

Mobil yang dibeli beragam, mulai dari Kijang Innova, Honda HRV, Fortuner, Pajero, hingga Honda Jazz.

"Sudah ada 176 mobil baru yang datang, itu tidak langsung bersamaan, yang datang bareng ya 17 mobil minggu kemarin," ujarnya.

Menurut Gihanto, terdapat 840 kepala keluarga di desanya. Tetapi, yang menjual lahan kepada Pertamina sekitar 225 kepala keluarga.

Baca juga: Dapat Uang Rp 4 M Usai Jual Tanah ke Pertamina, Sodir Malah Merasa Tekor, Ini Alasannya...

Pertamina, kata dia, membayar satu meter lahan warganya sekitar Rp 600.000 hingga Rp 800.000.

"Kalau rata-rata Rp 8 miliar, satu rumah ada yang beli dua sampai tiga mobil. Sisanya buat beli tanah lagi, tabungan, bangun rumah, dan usaha," jelas Gihanto.

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Pengunggah Video Kampung Miliarder Tuban Punya Aset Rp 9,7 M, Pilih Tak Beli Mobil Dulu: Nabung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com