Kemudian, Dede pun mengambil alih telepon dan berbicara pada anaknya.
Ia sempat bertanya bagaimana kabar sang anak dan sedang apa putranya di sana.
Ketika itu, Prada Ginanjar menjawab sedang memasak ikan asin untuk makan.
Dede pun merasa anaknya sedang prihatin sehingga makan seadanya lantaran tengah bertugas.
Saat itu lah Dede meminta anaknya segera pulang dan berjanji akan membuatkan makanan enak, ikan gurame goreng.
"Geura uih De. Engke panggorengkeun gurame ku Apa. (Cepat pulang, Nak, nanti digorengkan ikan gurame oleh bapak)," kata Dede saat itu.
Ia tak menyangka, keesokan harinya, putranya tewas dalam baku tembak dengan KKB.
Percakapan itu menjadi obrolan terakhirnya dengan sang putra tercinta.
Ginanjar yang merupakan anak bungsu dari dua bersaudara itu disebut memiliki keinginan kuat.
Hal itu dibuktikan dari upaya Ginanjar tiga kali mendaftar sebagai tentara, hingga dinyatakan lolos,
Mulanya, Ginanjar mendaftar sebagai Bintara tetapi gagal.
"Dia kemudian ikut lagi Tamtama, namun gagal lagi. Ketiga, ikut Tamtama, Alhamdulillah lolos. Sekitar tahun 2018-an," kata dia.
Ginanjar kemudian ditugaskan di Batalyon Infanteri 406/Candra Kusuma.
"Dinas di Kodam IV di Purbalingga," tutur Dede.
Baca juga: Jeritan Sukasri Terdengar Sebelum Ditemukan Bersimbah Darah bersama Suaminya, Pelaku Serahkan Diri