Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Majikan ART yang Mengais Makanan di Tong Sampah: Laporan ke Polisi Bukan Kemauan Pariyem, tapi...

Kompas.com - 18/02/2021, 15:40 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Seorang asisten rumah tangga (ART) di Probolinggo, Pariyem (44) melaporkan majikannya ke polisi atas dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Bukan cuma diduga mendapatkan kekerasan, Pariyem juga mengaku tak diberi makan hingga kelaparan dan terpaksa mengais makanan di tong sampah.

Namun, majikan Pariyem yang berinisial U memberikan keterangan yang berbeda.

Baca juga: Kisah Pilu Pariyem, ART Kelaparan yang Mengais Makanan Sisa di Tong Sampah, Diduga Alami Kekerasan

Sebut bukan kemauan Pariyem tapi...

Ilustrasi Polisi KOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi Polisi
U membantah jika ia dan istrinya melakukan kekerasan pada asisten rumah tangganya.

Menurutnya, laporan ke polisi itu bukan muncul dari kemauan Pariyem sendiri.

Pariyem, kata dia, melaporkan mereka atas desakan warga.

"Pihak warga menggebu-gebu membawa Pariyem ke kantor polisi (Mapolres), untuk melapor. Mau akhirnya dia diajak ke sana. Laporan ke polisi itu bukan kemauan Pariyem," kata U.

Ia mengaku, persoalan mereka dengan Pariyem sebenarnya telah selesai dalam mediasi.

Namun, warga dianggap mendesak Pariyem melapor ke polisi.

"Kemarin kami sudah clear dan menyelesaikan secara kekeluargaan," tutur dia.

Baca juga: Penjelasan Majikan: Pariyem Baru 4 Tahun Bekerja, Minta Sendiri Gaji Rp 300.000 Per Bulan

 

Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)SHUTTERSTOCK/JIRIS Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
Bantah lakukan kekerasan

Pariyem mengaku, dirinya kerap mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari majikannya.

Perlakuan itu antara lain kerap dipukul dengan sandal dan sepatu jika melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugas.

Namun, U membantah telah menganiaya Pariyem.

"Kalau ditegur dan dimarahi, itu biasa. Baju disetrika sampai gosong, masak kita enggak marahi? Ngepel sampai basah dan sampai terpeleset, apa gak dimarahi? Apa dasarnya dia bilang begitu (melakukan kekerasan)? Karena sudah laporan, kami akan menjalani proses hukumnya,” kata U.

Baca juga: Fakta-fakta KKB Masuk Kota di Intan Jaya, Ribuan Warga Mengungsi hingga Ratusan Brimob Dikirim ke Papua

Gaji sengaja dititipkan

Ilustrasi uang Dok. Kredivo Ilustrasi uang
Menurut keterangan Pariyem, ia tak menerima gaji selama bekerja pada majikannya.

Tetapi pernyataan itu membuat U keheranan.

Sebab, menurutnya Pariyem sendiri yang meminta gajinya dititipkan kepada majikannya dan baru diminta ketika butuh uang.

Kesepakatan menitipkan gaji itu, kata dia, muncul sejak awal Pariyem bekerja.

U juga menyebut, Pariyem sendiri yang meminta gaji Rp 300.000 per bulan dan disetujui olehnya.

"Dia sendiri yang meminta gaji Rp 300.000 per bulan. Dia bilang terserah saya mau digaji berapa, yang penting anaknya bisa sekolah," jelas U.

“Kok bisa bilang gak digaji? Nanti setelah butuh, akan diminta. Bukan saya yang ngomong, tapi dia sendiri. Dosa saya kalau tidak memberinya gaji, kan kasihan,” kata dia.

Baca juga: Jeritan Sukasri Terdengar Sebelum Ditemukan Bersimbah Darah bersama Suaminya, Pelaku Serahkan Diri

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Melompat dan mengais makanan di tong sampah

Pariyem tinggal di rumah majikannya di Kelurahan Tisnonegaran, Kanigaran, Probolinggo bersama anaknya yang berusia 12 tahun.

Majikannya ialah pasangan suami istri U dan M.

Pada Selasa (16/2/2021) dini hari, Pariyem nekat melompat dari lantai dua rumah majikannya.

Ia berjalan menuju sebuah tong sampah dekat rumah majikannya yang tak jauh dari Pizza Hut.

Di sana, Pariyem rupanya mengais sisa makanan untuk dimakan.

"Dia melompat karena mencari makanan dan kelaparan," kata Plh Kapolsek Mayangan AKP Suharsono.

Saat warga menggali informasi, Pariyem memberikan pernyataan yang mengejutkan.

"Pariyem menceritakan, dia kelaparan saat bekerja di rumah majikannya sehingga kerap mencari sisa makanan di tong sampah," tutur dia.

Sempat dimediasi, kemudian Pariyem juga mengaku mendapatkan perlakuan kekerasan ketika bekerja.

Bersama warga sekitar, Pariyem melaporkan kejadian itu ke Polsek Mayangan.

“Ketua RT yang laporan itu. Pariyem mengaku takut karena didatangi warga, sehingga berangkat dan laporan ke Polres. Yang dilaporkan kasus KDRT. Biasanya keluarga yang laporan, tapi ini warga yang laporan bersama Pariyem,” ujar Suharsono.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol | Editor : Robertus Belarminus, Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com