Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Serang Menolak Pengiriman 400 Ton Sampah Tangsel ke TPA Cilowong, Ini Alasannya

Kompas.com - 18/02/2021, 09:45 WIB
Rasyid Ridho,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Rencana untuk menjadikan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Cilowong, Kota Serang, Banten, sebagai lokasi penampungan 400 ton sampah dari Kota Tangerang Selatan ditentang warga.

Aliyudin, salah satu warga Kampung Pasir Gadung Wadas, Kecamatan Taktakan, Kota Serang mengatakan, penolakan karena saat ini sarana dan prasarana di TPA Cilowong kurang memadai dan rawan terjadi longsor.

"Warga sekitar menolak karena sarana prasarana belum makismal. Kayak beko, alat berat, alat yang bisa menahan longsor, mesin pengolahan sampahnya belum makismal," kata Aliyudin yang rumahnya tak jauh dari TPA Cilowong.

Baca juga: Kades di Serang Jadi Tersangka Mafia Tanah Senilai Rp 4 Miliar

Aliyudin menyebutkan, saat ini alat berat yang ada di TPA Cilowong hanya satu.

Alat pengolahan sampah juga tidak beroeprasi maksimal.

"Coba beko ada 20, mesin pengolahan ada 30, sehari sampah 1.000 ton bisa diolah. Pasti warga legowo menerimanya kalau sarana dan prasarananya maksimal," ujar Aliyudin.

Menurut Aliyudin, warga meminta kepada Pemkot Serang untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sebelum menerima sampah dari Tangsel.

Apalagi, di bawah TPA Cilowong terdapat perkampungan warga yang terancam kesehatannya karena limbah, polusi air dan udara.

Bahkan, lahan pertanian dan perkebunan warga pun akan terdampak.

"Selama ini belum ada kompensasi. Jadi lebih baik memperhatikan masyarakatnya dulu dibandingkan kerja sama (penampungan sampah) dengan Tangsel," kata dia.

Baca juga: Kades di Serang Banten Diculik dan Disekap 20 Hari gara-gara Tak Bayar Utang Rp 50 Juta

Warga pun mengancam akan melakukan aksi apabila Pemkot Serang tidak memperbaiki sarana dan prasarana TPA.

"Warga sepakat akan melakukan aksi, menutup gerbang TPA," kata Aliyudin.

 

Sementara itu, warga lainnya Jumaeni mengkhawatirkan 400 ton sampah dari Kota Tangerang Selatan akan menimbulkan longsor dan berdampak pada kesehatan masyarakat sekitar.

"Masalah sampah ini yang saya khawatirkan takut terjadi longsor, pencemaran lingkungan," kata Jumaeni.

Menurut jumaeni, limbah dari sampah dikhawatirkan akan merusak lahan pertanian dan perkebunan warga.

Selain itu, air yang digunakan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari seperti mencuci, mandi, minum, selama ini pun sudah tercemar.

"Yang masyarakat takutkan itu kan air lindinya, air lindinya kan ditampung terserap ke tanah," ujar Jumaeni.

Saadi warga lainnya meminta Pemkot Serang untuk memaksimalkan terlebih dahulu pengolahan sampah yang ada sebelum menampung sampah dari Tangsel.

"Bagaimana kalau sampah dari Tangsel ditampung? Semakin menumpuk. Dari dulu janji mau bikin beronjong, sampah mau diolah, tapi enggak ada realisasinya," kata Saadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com