Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilang Minyak Tuban, Dulu Ditolak, Kini Bikin Warga Kaya Mendadak

Kompas.com - 18/02/2021, 06:06 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Warga desa di Kabupaten Tuban mendadak kaya raya dan menjadi miliarder gara-gara pembebasan lahan proyek kilang minyak.

Siapa sangka proyek New Grass Root Refinery (NGRR) itu awalnya ditolak oleh warga Desa Sumurgeneng pada tahun 2019.

Namun bak mendapatkan durian runtuh, warga desa itu kini bisa memborong ratusan mobil dalam waktu hampir bersamaan.

Baca juga: Fakta Warga Desa di Tuban Ramai-ramai Beli Mobil Baru, Ada yang Punya 3 Mobil Sekaligus

Gabungan dengan perusahaan Rusia

Ilustrasi kilang minyakAP PHOTO / GERALD HERBERT Ilustrasi kilang minyak
Kilang minyak di Kecamatan Jenu, Tuban tersebut merupakan proyek gabungan antara Pertamina dan Rosneft, perusahaan minyak dan gas asal Rusia.

Perusahaan gabungan itu dinamai PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia.

Berdasarkan kepemilikannya, Pertamina memiliki saham mayoritas dengan 55 persen, sisanya ialah saham Rosneft.

Proyek New Grass Root Refinery (NGRR) itu memiliki kapasitas 300.000 barrel per hari sehingga digadang-gadang bisa memperkuat kemandirian energi.

Proyek bernilai Rp 211,9 triliun itu ditargetkan bisa beroperasi pada 2026.

Baca juga: Warga Tuban Ramai-ramai Borong Mobil, Kepala Dusun: Dulu Mereka Menolak Keras Jual Tanah

 

Ilustrasi Kilang MinyakPIXABAY/ISA KARAKUS Ilustrasi Kilang Minyak
Diklaim kilang minyak tercanggih dan ramah lingkungan

Dilansir dari Surya.co.id, kilang Pertamina-Rosneft diklaim sebagai kilang minyak tercanggih di dunia.

Kilang tersebut akan memproduksi gasoline, diesel, hingga avtur dengan hasil lebih berkualitas berstandar Euro V.

"Kilang Tuban memiliki standar terbaik di dunia, yang sangat ramah dengan lingkungan," terang Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, seperti dikutip dari Surya, Minggu (1/12/2019).

Adapun total lahan yang dibutuhkan untuk proyek ini ialah seluas 841 hektare.

Baca juga: Mengintip Belanja Para Miliarder Tuban Usai Terima Uang, Borong Mobil hingga Bikin Usaha

Pernah ditolak

 Pengecekan kilang minyak Pertamina. (Dok. Humas Pertamina). Pengecekan kilang minyak Pertamina.
Rupanya, proyek kilang minyak ini sempat mendapat pertentangan.

Penolakan pernah dilakukan warga pada tahun 2019 karena mereka merasa harga pembebasan lahan belum cocok.

Pertamina akhirnya menempuh upaya konsinyasi melalui Pengadilan Negeri (PN) Tuban untuk mendapatkan lahan yang tersisa pada November 2020 lalu.

"Jadi kami melakukan upaya konsinyasi di PN Tuban kemarin," kata Koordinator Konsultan Pengadaan Tanah PT Pertamina M Triyono, seperti dilansir dari Surya.co.id.

Kepala Desa Pomahan, Desa Sumurgeneng, Kasiyanto mengungkapkan, di wilayahnya ada 70 kepala keluarga (KK) di Dusun Pomahan yang mendapatkan uang penjualan tanah dari Pertamina.

Dari 70 KK itu, sekitar 50 KK awalnya menolak keras menjual tanah untuk pembangunan kilang minyak new grass root refinery (NGRR).

"Mereka yang membeli mobil baru secara bersamaan kemarin itu kelompok yang dulunya menolak keras menjual tanahnya," kata dia.

Setelah menemukan kecocokan, kini tanah mereka dibeli dengan harga bervariasi dan bernilai miliaran.

Bahkan ada yang mendapatkan uang di atas Rp 20 miliar.

Baca juga: Dapat Rp 18 M Hasil Jual Tanah, Warga Tuban Ini Borong 3 Mobil, 9 Anggota Keluarga Naik Haji

 

Ilustrasi mobilSHUTTERSTOCK Ilustrasi mobil
Warga ramai-ramai beli 176 mobil

Menyusul diterimanya uang pembayaran tanah, fenomena menarik muncul.

Warga satu desa di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur menjadi beramai-ramai membeli mobil secara bersamaan.

Tak tanggung-tanggung, terhitung ada 176 mobil yang dibeli. Bahkan ada satu orang yang membeli dua hingga tiga mobil.

Rata-rata warga membeli Innova, Pajero, HRV hingga Honda Jazz.

Kepala Desa Sumbergeneng Gihanto membenarkan hal tersebut.

"Ya memang kondisinya begitu, dapat uang lalu beli mobil, ada juga yang dibelikan tanah lagi maupun bangunan rumah juga," kata dia, seperti dilansir dari Surya.co.id.

Warga, kata dia mendapatkan uang hasil penjualan tanah yang rata-rata mencapai Rp 8 miliar.

Bahkan ada warga yang menerima Rp 26 miliar dan Rp 38 miliar atas kepemilikan beberapa hektare lahan.

Baca juga: Soal Warga Desa di Tuban Ramai-ramai Beli Mobil Baru, Kades: Saya Khawatir, Sedikit yang Buat Usaha

Khawatir tak digunakan untuk usaha

Kades Sumurgeneng, Gihanto ditemui di rumahnya, Selasa (16/2/2021) (surya.co.id/m sudarsono) Kades Sumurgeneng, Gihanto ditemui di rumahnya, Selasa (16/2/2021) (surya.co.id/m sudarsono)
Meski demikian Gihanto menyimpan kekhawatiran jika warga tidak memanfaatkan uang tersebut untuk kepentingan jangka panjang.

Ia mengaku hanya sedikit warga yang memanfaatkan uang untuk usaha.

"Yang dibuat untuk usaha sedikit, banyak yang digunakan untuk beli mobil, sudah ada 176 mobil baru yang dibeli secara bertahap, kemarin baru datang 17 mobil," terangnya, Selasa (16/2/2021).

Bahkan ia mengatakan, tak heran di wilayahnya sulit ditemukan usaha seperti warung makan.

"Jadi jangan heran kalau di kampung sini cari warung makan aja susah," ujarnya.

Baca juga: Ini Kata Kades Soal Warganya Beli 176 Mobil Baru Beramai-ramai

 

Satu di antara miliarder baru di Sumurgeneng, Tuban 
TribunJatim.com/ M Sudarsono Satu di antara miliarder baru di Sumurgeneng, Tuban
Cerita warga dapat Rp 18 miliar, beli 3 mobil 

Siti Nuru Hidayatin (32) adalah salah satu warga yang menjual tanah seluas 2,7 hektare dengan nilai Rp 18 miliar.

Dia pun memborong tiga mobil, yakni Innova, HRV dan mobil pikap untuk usaha.

Selain itu, Siti juga menyimpan uang untuk deposito dan membangun Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA).

"Dua mobil yaitu Innova dan HRV, lalu ada mobil pikap buat usaha. Bangun TPA dan Deposito juga," kata Nurul ditemui di rumahnya seperti dikutip dari Tribunjatim, Rabu (17/2/2021).

Bahkan dia juga berencana berangkat haji ke Tanah Suci Mekah.

Ada sembilan orang yang berangkat, antara lain suaminya, sepupu dan orangtua.

"Ya mau memberangkatkan ke tanah Suci, ini kan impian umat islam, Cita-cita lah. Do'anya saja semoga berkah," jelasnya.

Berbeda dengan Kholikah (50), dia mendapat uang Rp 4,5 miliar dari penjualan tanah seluas 600 meter persegi.

Kholikah memilih menggunakan uang tersebut untuk membuka usaha mebel.

"Uang saya investasikan ini, untuk usaha mebel juga yang kini buka di rumah. Alhamdulillah jalan," kata dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Hamim | Editor: David Oliver Purba, Dheri Agriesta, Robertus Belarminus), Surya.co.id, Tribun Jatim

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com