KOMPAS.com - Warga di Distrik Sugapa, Intan Jaya, dilaporkan mengungsi di Pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai karena merasa terancam dengan adanya konflik bersenjata akhir-akhir ini.
Dalam surat yang ditandatangani oleh Adminstator Diosesan Keuskupan Timika, P Marthen Kuayo, Keuskupan Timika menjelaskan, sejumlah warga juga ada yang mengungsi ke Paroki St Antonius, Bumiwonorejo, Nabire.
Sementara itu, dilansir dari Antara, Marthen mendesak semua pihak bersama-sama menghentikan konflik bersenjata tersebut.
"Kami dari gereja mengajak pemerintah dalam hal ini aparat TNI dan Polri maupun pihak TPN-OPM untuk mengambil langkah-langkah berdialog untuk mengakhiri konflik di Intan Jaya. Kalau situasinya tetap seperti ini maka sudah pasti korban akan terus berjatuhan dari kedua belah pihak," kata Pastor Marthen di Timika, Selasa.
Baca juga: 4 Fakta Anggota KKB yang Tantang Perang TNI dan Polri Tewas Ditembak
Diberitakan sebelumnya, warga yang mengungsi di Kabupaten Intan Jaya terus bertambah. Sampai Senin (15/2/2021), jumlahnya telah mencapai sekitar 1.000 orang.
Pemerintah Provinsi Papua mengaku belum mengetahui jumlah detail dan kondisi para pengungsi tersebut.
Hal itu disebabkan putusnya komunikasi dengan Pemkab Intan Jaya, khususnya di Sugapa.
"Kondisi saat ini pengungsian di Sugapa memang belum terpantau oleh kami karena pesawat terbatas dan komunikasi juga tidak bisa," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua, Ribka Haluk, di Jayapura, Rabu (17/2/2021).