Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.000-an Warga Intan Jaya Mengungsi, Ini Tanggapan Pemprov Papua

Kompas.com - 17/02/2021, 14:42 WIB
Dhias Suwandi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Sekitar 1.000 warga dari empat kampung yang ada di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, mengungsi di Kompleks Pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai.

Mereka mengungsi karena takut menjadi korban dari konflik bersenjata antara aparat keamanan dan kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Merespons hal tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua mengaku bahwa hingga kini mereka kesulitan mendapat data pengungsi karena komunikasi terputus.

"Untuk masalah bencana sosial di Intan Jaya, sejak November 2020 kami sudah ada komunikasi dengan pemerintah daerah di sana. Kami sudah meminta mereka menyurat agar itu menjadi dasar untuk kami bertindak. Memang kami tidak bisa ke sana karena penerbangan terbatas," ujar Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua, Ribka Haluk, di Jayapura, Rabu (17/2/2021).

Baca juga: Takut Jadi Korban TNI Vs KKB, 1.000 Warga Intan Jaya Mengungsi ke Gereja

"Sampai hari ini data yang kami minta, baik dari dinas maupun gereja, belum ada. Jadi mungkin kami akan turunkan tim mengingat pengungsi semakin banyak," sambung dia.

Ribka mengaku, saat ini ia belum mendapat informasi terbaru mengenai kondisi pengungsian di Kompleks Pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai.

Hal tersebut dikarenakan jaringan komunikasi di Sugapa saat ini tidak dapat diakses.

"Kondisi saat ini pengungsian di Sugapa memang belum terpantau oleh kami karena pesawat terbatas dan komunikasi juga tidak bisa," kata dia.

Menurut dia, Pemprov Papua telah mendorong Bupati melalui Kepala Dinas Sosial Intan Jaya untuk menetapkan status tanggap darurat bencana sosial.

Bahkan, ia mengaku telah memberikan draf surat keputusannya kepada Kepala Dinas Sosial Intan Jaya.

 

Hanya saja, hingga kini hal tersebut belum terealisasi.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Sosial Intan Jaya, tapi karena merasa terancam katanya dia sudah mengungsi ke kampung. Sebelum kami turun, saya minta SK tanggap darurat dari bupati, dan itu sesuai aturan memang begitu. Atas dasar itu, kami bisa keluarkan beras cadangan pemerintah untuk bantuan kepada para pengungsi dan bahan pangan lain," kata Ribka.

Keuskupan Timika sejak 13 Februari 2021 telah mengeluarkan surat permohonan bantuan yang ditujukan kepada pastor paroki, dewan paroki, dan umat paroki.

Baca juga: TNI Tewaskan 3 Anggota KKB yang Ingin Merebut Senjata di Intan Jaya

Dalam surat yang ditandatangani oleh Administator Diosesan Keuskupan Timika, P Marthen Kuayo, dijelaskan bahwa akibat konflik bersenjata di Intan Jaya, masyarakat merasa ketakutan dan memilih mengungsi di Kompleks Pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai.

Bahkan, disebutkan juga bahwa sudah ada beberapa warga Intan Jaya yang mengungsi hingga ke Paroki St Antonius, Bumiwonorejo, Nabire.

Diberitakan sebelumnya, warga yang mengungsi di Kabupaten Intan Jaya terus bertambah. Sampai Senin (15/2/2021), jumlahnya telah mencapai sekitar 1.000 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com