Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Puluhan Ambulans "Konvoi", Ternyata Angkut 375 Santri Positif Covid-19 di Tasikmalaya

Kompas.com - 17/02/2021, 13:49 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Puluhan mobil ambulans yang melintas di jalan secara beriring-iringan menghebohkan warga Kota Tasikmalaya.

Ternyata ambulans tersebut mengangkut ratusan santri dan pengajar yang positif Covid-19.

Mereka berasal dari satu klaster, yakni sebuah pesantren di wilayah Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya.

Baca juga: Berawal dari Belajar Tatap Muka, 1 Santri Hilang Indra Penciuman, Akhirnya 375 Santri Tasikmalaya Positif Covid-19

Puluhan ambulans padati pesantren

Ilustrasi ambulans.THINKSTOCKPHOTOS Ilustrasi ambulans.
Dilansir dari Tribun Jabar, peristiwa pengangkutan ratusan santri itu direkam dalam video dan viral di media sosial, salah satunya diunggah akun Instagram @lambe_turah.

Awalnya, video menunjukan ambulans yang melaju bersama-sama.

Kemudian di halaman masjid pesantren, tampak puluhan ambulans parkir.

Terlihat para petugas dengan alat pelindung diri (APD) lengkap mengangkut santri ke dalam ambulans.

Hingga Rabu (17/2/2021) pagi, video sudah dilihat sebanyak 4,3 juta kali.

Baca juga: 375 Santri Tasikmalaya Positif Covid-19, Plt Wali Kota: Antisipasi Seharusnya Dilakukan Kemenag

Ilustrasi corona virus (Covid-19)shutterstock Ilustrasi corona virus (Covid-19)

Berawal dari satu santri bergejala

Ratusan santri positif Covid-19 itu awalnya diketahui dari satu orang santri yang bergejala Covid-19, yakni mengalami gangguan indra penciuman.

Usai dilakukan tes swab PCR, satri tersebut dinyatakan positif Covid-19.

"Awalnya ada salah satu santri yang kehilangan indra penciuman. Setelah itu, dilakukan tes swab kepada 16 santri di pesantren itu. Hasilnya tiga orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19," jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra Hendriana, kepada wartawan di Bale Kota Tasikmalaya, Selasa (16/2/2021).

Diduga kasus berawal dari adanya santri yang baru datang dan mengikuti proses belajar mengajar.

Baca juga: Soal Klaster Pesantren Tasikmalaya, 157 Santri Dievakusi 21 Ambulans karena Demam dan Sesak Napas

21 ambulans dikerahkan

Puluhan ambulans sedang menjalani sterilisasi sesuai menjemput ratusan pasien klaster pesantren ke tempat isolasi darurat terpusat di Hotel Crown Kota Tasikmalaya, Senin (15/2/2021).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Puluhan ambulans sedang menjalani sterilisasi sesuai menjemput ratusan pasien klaster pesantren ke tempat isolasi darurat terpusat di Hotel Crown Kota Tasikmalaya, Senin (15/2/2021).
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf mengatakan telah mengerahkan 21 ambulans untuk mengangkut santri dan pengajar positif Covid-19.

"Sejak kemarin kita lakukan proses evakuasi ke tempat-tempat isolasi darurat Covid-19. Sebagian dibawa ke isolasi di RSUD Soekardjo, RSUD Type D Dewi Sartika Kawalu dan Hotel Crown yang dijadikan tempat penampungan pasien positif Corona," jelas Yusuf, kepada Kompas.com, Selasa (16/2/2021).

Sebanyak 832 orang di pesantren telah menjalani tes swab dengan hasil 375 orang posisif.

"Ada tambahan lagi 5 santri positif dan jumlahnya menjadi 380 orang dan sisanya negatif hasilnya," tambahnya.

Dari jumlah tersebut, 159 orang di antaranya adalah santri putra, 171 santri putri, dan 50 orang pengajar.

Baca juga: Terjebak Saat Mobilnya Terjun ke Sungai, Pengantin Baru Tewas, Baru Belajar Mengemudi

 

Ilustrasi pasien virus corona, virus coronaShutterstock Ilustrasi pasien virus corona, virus corona
Bangunan isolasi sampai tidak muat

Yusuf menjelaskan bahwa para santri dan pengajar dipisah antara yang tanpa gejala dengan pasien bergejala maupun lansia.

Kemudian karena bangunan isolasi yang disediakan pemerintah tidak muat, maka sebagian diisolasi mandiri di pesantren.

"Ternyata tidak semuanya bisa masuk ruang isolasi darurat di Hotel Crown dan RSUD Type D Dewi Sartika, Kawalu. Ada sisanya 100 santri yang dirawat isolasi mandiri terpusat di pesantren, disesuaikan dengan kondisinya sesuai pemeriksaan tim medis," jelas Yusuf.

Baca juga: Duduk Perkara 18 Praja IPDN Bawa Surat Rapid Test Palsu, Mengaku Ditipu Layanan Home Care

Kegiatan pesantren dihentikan

Dengan kondisi tersebut, pemerintah setempat terpaksa menghentikan kegiatan di pesantren.

Warga pesantren tidak diperbolehkan masuk dan keluar sembarangan.

"Tak boleh ada keluar masuk, siapapun termasuk keluarga santri yang hendak masuk tersebut diwajibkan membawa surat keterangan hasil tes swab atau rapid test bebas Covid-19," ujar Yusuf.

Dinas Sosial memastikan bantuan darurat disalurkan ke pesantren.

"Pesantren pun dijaga oleh Satgas yang didalamnya termasuk anggota TNI, Polri yang berjaga selama 24 jam," kata Yusuf.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor : Aprillia Ika), Tribun Jabar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com