Yusuf menjelaskan bahwa para santri dan pengajar dipisah antara yang tanpa gejala dengan pasien bergejala maupun lansia.
Kemudian karena bangunan isolasi yang disediakan pemerintah tidak muat, maka sebagian diisolasi mandiri di pesantren.
"Ternyata tidak semuanya bisa masuk ruang isolasi darurat di Hotel Crown dan RSUD Type D Dewi Sartika, Kawalu. Ada sisanya 100 santri yang dirawat isolasi mandiri terpusat di pesantren, disesuaikan dengan kondisinya sesuai pemeriksaan tim medis," jelas Yusuf.
Baca juga: Duduk Perkara 18 Praja IPDN Bawa Surat Rapid Test Palsu, Mengaku Ditipu Layanan Home Care
Dengan kondisi tersebut, pemerintah setempat terpaksa menghentikan kegiatan di pesantren.
Warga pesantren tidak diperbolehkan masuk dan keluar sembarangan.
"Tak boleh ada keluar masuk, siapapun termasuk keluarga santri yang hendak masuk tersebut diwajibkan membawa surat keterangan hasil tes swab atau rapid test bebas Covid-19," ujar Yusuf.
Dinas Sosial memastikan bantuan darurat disalurkan ke pesantren.
"Pesantren pun dijaga oleh Satgas yang didalamnya termasuk anggota TNI, Polri yang berjaga selama 24 jam," kata Yusuf.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor : Aprillia Ika), Tribun Jabar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.