Bagi santri yang bergejala dan pengajar yang berusia 50 tahun ditempatkan di RSUD dr Soekardjo.
Baca juga: 375 Santri Tasikmalaya Positif Covid-19, Plt Wali Kota: Antisipasi Seharusnya Dilakukan Kemenag
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf mengatakan, kemunculan klaster pesantren sulit untuk diantisipasi.
Soalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya tak memiliki wewenang untuk menghentikan kegiatan di lingkungan pesantren.
Yusuf menilai antisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren seharusnya dapat dilakukan oleh Kementerian Agama ( Kemenag).
"Kita sudah tugaskan Kemenag untuk terus memonitor kegiatan yang bersifat keagamaan, termasuk di dalamnya pesantren," jelas Yusuf kepada wartawan di Bale Kota Tasikmalaya, Senin (15/2/2021).
Ia menegaskan kegiatan di pesantren tersebut akan dihentikan dan tak boleh ada aktivitas keluar masuk secara bebas ke lingkungan pesantren tersebut.
"Tak boleh ada keluar masuk, siapapun termasuk keluarga santri yang hendak masuk tersebut diwajibkan membawa surat keterangan hasil tes swab atau rapid test bebas Covid-19," pungkasnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, jumlah total angka terkonfirmasi positif covid-19 tercatat 3.891 kasus di antaranya 3.065 orang dinyatakan sembuh, 758 pasien masih mendapat perawatan dan 68 orang meninggal dunia.
Selama ini, peningkatan kasus yang terjadi didominasi oleh klaster pesantren dan keluarga.
Baca juga: Rumah Lawas di Tasikmalaya Digerebek Polisi, Jadi Gudang Penimbunan Ratusan Botol Miras
"Sekarang ada klaster pesantren dan adanya peningkatan padahal sebelumnya cukup landai. Pesantren ini terpaksa ditutup tak boleh ada yang keluar masuk lingkungan pesantren."
"Kalau lingkungan sekitarnya tak apa-apa asalkan bisa jaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan. Pesantren pun dijaga oleh Satgas yang didalamnya termasuk anggota TNI, Polri yang berjaga selama 24 jam," kata Yusuf.
Sementara itu Satuan Lalu Lintas Polresta Tasikmalaya, Jawa Barat, mendirikan 4 pos lantas tangguh.
Baca juga: Bupati Tidak Hadir, Sekda Jadi Penerima Vaksin Pertama di Tasikmalaya
Setiap pos diisi oleh petugas dengan pakaian alat pelindung diri (APD) lengkap. Pos di beberapa titik perbatasan dan pusat keramaian itu untuk melakukan rapid test atau tes cepat Covid-19.
Pelaksanaan rapid test antigen di Pos Lantas Taman Kota Tasikmalaya menemukan 2 orang yang positif, yakni sopir asal Cilacap, Jawa Tengah, saat hendak masuk kawasan perkotaan.
"Kami sudah melakukan rapid test terhadap puluhan sopir kendaran pribadi dan barang yang berasal dari luar kota. Diketahui ada 2 orang sopir asal Cilacap hasilnya reaktif," kata Kepala Polresta Tasikmalaya AKBP Doni Hermawan kepada wartawan di Taman Kota Tasikmalaya, Selasa (16/2/2021).
Ia mengatakan pendirian pos dengan rapid test ini untuk antisipasi para pendatang di luar daerah dan untuk mencegah terulangnya klaster pesantren dengan ratusan santri dinyatakan positif Covid-19.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Irwan Nugraha | Editor : Aprillia Ika, Abba Gabrillin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.