Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Ratusan Warga di Tuban Borong 176 Mobil, Tanah Dijual untuk Pembangunan Kilang Minyak Pertamina

Kompas.com - 17/02/2021, 06:20 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebuah video yang merekam warga di sebuah desa memboronng banyak mobil viral di media sosial.

Video tersebut ternyata direkam di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur.

Para warga membeli mobil secara tunai dan borongan dari hasil menjual tanah yang mereka miliki untuk pembangunan kilang minyak grass root refinary (GRR) yang bekerja sama dengan perusahaan Ruasia, Rosneft.

Baca juga: Ratusan Warga Mendadak Jadi Miliarder, Kades: Sedikit yang Pakai Buat Usaha, Banyak Beli Mobil

Dari 840 KK yang ada di Desa Sumurgeneng, total ada 225 kepala keluarga yang lahannya dijual karena masuk penetapan lokasi (penlok) kilang minyak.

Oleh PT Pertamina, tanah warga dibeli Rp 600.000 hingga Rp 800.000 per meter. Harga tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan harga tanah pada umumnya di wilayah tersebut.

Jika dirata-rata, setiap warga mendapatkan uang Rp 8 miliar. Bahkan ada warga yang memiliki lahan seluas 4 hektare menerima Rp 26 miliar.

Baca juga: Jual Tanah ke Pertamina, Ratusan Warga Desa di Tuban Ramai-ramai Beli Mobil Baru, Ada yang Punya 3 Mobil Sekaligus

Ada juga warga yang memiliki lahan di desa tersebut menerima uang hingga Rp 38 miliar.

Mulyadi salah satu warga Desa Sumurgeneng mengatakan ia menjulal tanahnya yang memiliki luas setengah hektare ke Pertamina.

Namun ia tak merinci berapa uang yang ia peroleh Mulyadi memgaku uang yang diperoleh dari penjualan mobil dibelikannya mobil.

Mobil tersebut nantinya akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

"Tanah saya 1/2 hektare, sebagian uangnya untuk membeli mobil," katanya.

Baca juga: Soal Warga Desa di Tuban Ramai-ramai Beli Mobil Baru, Kades: Saya Khawatir, Sedikit yang Buat Usaha

Sedikit yang digunakan usaha

.THINKSTOCK .
Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto mengatakan hingga Selasa (16/2/2021) ada 176 mobil baru yang dibeli warganya.

Ia mengatakan sebagian besar warga memakai uang tersebut untuk membeli mobil. Namun ada juga yang digunakan untuk membeli tanah di daerah lain dan digunakan untuk membangun rumah.

Namun yang membuat Gihanto khawatir, hanya beberapa orang yang mengunakan uang mereka untuk modal usalah.

"Yang dibuat untuk usaha sedikit, banyak yang digunakan untuk beli mobil, sudah ada 176 mobil baru yang dibeli secara bertahap, kemarin baru datang 17 mobil," kata Gihanto seperti dikutip dari Surya.co.id, Selasa (16/2/2021).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com