TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf, mengaku beberapa bangunan darurat isolasi di wilayahnya untuk menampung sebanyak 375 santri positif Corona dari klaster pesantren tak mencukupi.
Pihaknya melalui Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya terpaksa memilah sesuai kondisi santri positif corona yang dirawat di ruang isolasi darurat dan isolasi mandiri terpusat di pesantrennya.
"Dari total 375 santri dan pengajar di pesantren ini yang positif ternyata tidak semuanya bisa masuk ruang isolasi darurat di Hotel Crown dan RSUD Type D Dewi Sartika, Kawalu. Ada sisanya 100 santri yang dirawat isolasi mandiri terpusat di pesantren, disesuaikan dengan kondisinya sesuai pemeriksaan tim medis," jelas Yusuf, kepada wartawan seusai meninjau Pondok Pesantren di Jalan Benda, Kota Tasikmalaya, Senin (15/2/2021).
Baca juga: 375 Santri Tasikmalaya Positif Covid-19, Plt Wali Kota: Antisipasi Seharusnya Dilakukan Kemenag
Yusuf bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Tasikmalaya pun meninjau langsung pondok pesantren yang diketahui sebanyak 375 santrinya positif corona.
Pihaknya sempat meninjau lokasi dengan melaksanakan jaga jarak dan protokol kesehatan ke dekat lokasi pesantren untuk memberikan semangat kepada pimpinan pondok pesantren.
Bantuan darurat pun telah disalurkan ke pihak pesantren melalui Dinas Sosial setempat.
"Sekarang ada klaster pesantren dan adanya peningkatan padahal sebelumnya cukup landai. Pesantren ini terpaksa ditutup tak boleh ada yang keluar masuk lingkungan pesantren. Kalau lingkungan sekitarnya tak apa-apa asalkan bisa jaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan. Pesantren pun dijaga oleh Satgas yang didalamnya termasuk anggota TNI, Polri yang berjaga selama 24 jam," kata Yusuf.
Baca juga: Bencana Semburan Gas di Pondok Pesantren Pekanbaru, Lebar Lubang 6 Meter dan 34 Santri Diungsikan
Selain itu, melihat kondisi saat ini akan melakukan realokasi anggaran untuk penanganan Covid-19 kembali.
Pihaknya pun akan meningkatkan tugas tim Satgas Tingkat Kelurahan sampai ke tingkat RW dan RT.
"Sekarang ada satgas tingkat kelurahan, dia yang akan terus mengeliminir untuk memutus mata rantai tingkat kelurahan sampai ke RT dan RW. Dulu ada dan mungkin cukup lelah, sekarang digiatkan lagi melaksanakan fungsinya. Sekarang sudah berjalan," ungkapnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya pun melakukan tes swab kepada seluruh penghuni pesantren tersebut yang seluruhnya berjumlah sampai 1.000 orang.
Sampel swab para santri termasuk pengajar di lingkungan pesantren itu dikirimkan ke Labkesda Provinsi Jawa Barat untuk diperiksa.
"Setelah adalah hasil Labkesda, baru kita isolasi secara keseluruhan pasien yang positif ke tempat darurat dengan total 375 santri positif corona," tambahnya.
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra Hendriana menuturkan, dari 832 sampel yang diperiksa di laboratorium kesehatan daerah (labkesda), hasilnya 45% sampel atau 375 orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.
"Ada 375 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. 152 santri pria, 171 santriwati, 32 ustaz, dan 20 ustazah," tuturnya.
Pihaknya sudah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap yang terkonfirmasi positif Covid-19 untuk memilah santri mana saja yang bisa diisolasi di pesantren dan yang harus diisolasi di tempat isolasi tersentralistik.
"Sekarang dilakukan isolasi tersentralistik di Hotel Crown dan Rumah Sakit Dewi Sartika," tambahnya.
Pembagian pun telah ditentukan untuk santriwati akan difokuskan diisolasi di Hotel Crown dan santri pria di Rumah Sakit Dewi Sartika di Kawalu, Kota Tasikmalaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.