Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/02/2021, 20:24 WIB
Wijaya Kusuma,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat per 11 Februari 2021 volume kubah lava Gunung Merapi di sisi Barat Daya mencapai 295.000 meter kubik.

Sedangkan untuk volume kubah lava yang berada di tengah kawah, belum dapat teramati karena terkendala cuaca.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor Barat Daya tanggal 11 Februari terhadap tanggal 4 Februari 2021 menunjukkan adanya perubahan morfologi.

Perubahan morfologi di area puncak ini karena aktivitas guguran.

"Pada tanggal 11 Februari 2021 volume kubah lava 2021 di tebing Barat Daya terukur sebesar 295.000 m3 dengan laju pertumbuhan sebesar 48.900 m3/hari," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, Senin (15/2/2021).

Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan 2 Kali Guguran Lava Pijar, Jarak Luncur Maksimum 900 Meter

Hanik menyampaikan, selama sepekan pihaknya sudah mencoba untuk menerbangkan drone guna melihat pertumbuhan kubah lava yang ada di tengah kawah.

Namun, lanjutnya, upaya menerbangkan drone ini selalu terkendala cuaca.

Sehingga sampai saat ini kubah lava yang berada di tengah kawah belum dapat teramati pertumbuhannya.

"Dalam seminggu kita sudah mencoba tiga kali, tapi ternyata kecepatan angin itu sangat tidak memungkinkan untuk menerbangkan drone. Sehingga kami tidak bisa melihat, menghitung volume kubah lavanya," tegasnya.

Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi tanggal 5 Februari 2021 - 11 Februari 2021 data kegempaan tercatat 22 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 193 kali gempa Fase Banyak (MP), 775 kali gempa Guguran (RF), 10 kali gempa Hembusan (DG) dan 13 kali gempa Tektonik (TT).

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," ucapnya.

Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan 11 Kali Guguran Lava Pijar dalam Waktu 6 Jam

Menurutnya, deformasi Gunung Merapi pada minggu ini tidak menunjukan adanya perubahan yang signifikan.

Hal ini berdasarkan pemantuan dengan menggunakan EDM (Electronic Distance Measurement) dan GPS (Global Positioning System).

Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga (Level III).

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor Selatan–Barat Daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak Gunung Merapi.

Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya dan mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.

Pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com