Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Shalat Ashar Berjemaah, Dua Napi Kabur dari Penjara, Panjat Tembok 4 Meter

Kompas.com - 15/02/2021, 09:25 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Dua narapidana (napi) kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Nunukan, Kalimantan Utara, Sabtu (13/2/2021) sore.

Kedua napi yang memiliki hubungan keluarga tersebut bernama Indra Adi Saputra (20) dan Tuo bin Udding (29).

Mereka merupakan tahanan kasus pencurian yang dikirim dari Kabupaten Bulungan pada awal 2020.

Kepala Lapas Nunukan Taufiq Hidayat menjelaskan, kedua napi itu diduga sudah memiliki rencana kabur dan telah memetakan situasi.

Baca juga: Tak Bisa Bayar Utang Rp 400.000 di Koperasi Lapas, 2 Napi Kabur Panjat Tembok Penjara

Sebelum melarikan diri, mereka sempat melaksanakan shalat ashar berjemaah dan berolahraga.

“Saat para napi sedang olahraga, ada futsal, lari, voli, saat itulah mereka menyelinap dan kabur dari tembok belakang, sekitar pukul 17.30 Wita," ungkap Taufiq saat dikonfirmasi, Minggu (14/2/2021).

Mereka memanjat tembok penjara setinggi empat meter dan gulungan kawat setinggi satu meter.

Kedua napi itu diduga kabur memakai kain sarung.

"Saat pengecekan masuk sel, sekitar pukul 18.00 Wita, petugas mendapati penghuni sel B 8 dan B 12 kurang, kita patroli, dan kita temukan robekan kain sarung di areal tembok belakang Lapas," ujar Taufiq.

Baca juga: Setya Novanto hingga Jero Wacik Ikut Panen Padi di Lapas Sukamiskin

Ia menyebut, sebagai spesialis pencuri sarang walet, keduanya memiliki keahlian memanjat.

Basic-nya memang manjat tembok untuk mencuri sarang walet, itulah mereka tidak kesulitan kabur lewat dinding kita. Keduanya ada hubungan sepupu, selalu kompak dalam melakukan segala hal, termasuk kabur dari penjara," terangnya.

 

Pelabuhan dijaga ketat

Taufiq mengatakan, foto dan identitas keduanya sudah disebar ke warga sekitar.

Petugas Lapas dibantu Unit Reskrim Polres Nunukan sudah menyebar ke berbagai lokasi.

Salah satu titik yang dijaga ketat adalah pelabuhan, baik itu yang resmi maupun tradisional.

"Kita blokade jalur penyeberangan, sejak maghrib kemarin petugas menyebar semua. Saat ini kita belum mendapat petunjuk keberadaan mereka," paparnya.

Baca juga: “Jagoan” Bandar Sabu Punya Lahan 13 Hektar, Terkuak saat Ditangkap Polisi

Menurut Taufiq, keduanya memutuskan kabur karena diduga salah satu napi memiliki utang sekitar Rp 400.000 di koperasi Lapas Nunukan.

Ia ditagih terus oleh petugas koperasi.

"Enggak banyak sebenarnya utangnya, tapi karena dia janji bayar, dan keluarganya tak kunjung kirim uang, akhirnya dia milih kabur," bebernya.

Taufiq menerangkan, para napi di Lapas Nunukan diizinkan memiliki uang dengan jumlah yang dibatasi.

Koperasi itu merupakan kerja sama dengan pihak ketiga.

Baca juga: Tak Ada Lagi Liukan Pemain Barongsai di Nunukan

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Nunukan, Ahmad Dzulviqor | Editor: Dheri Agriesta)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com