Mengenai dikeluarkannya Profesor BR dari grup "Majelis Profesor", Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Fathur Rokhman mengatakan hal itu terjadi karena ketidaksengajaan.
Sebab, Fathur yang menjadi admin grup tersebut mengaku ponsel miliknya saat itu sedang mengalami gangguan teknis berkaitan dengan masalah pengaturan.
Fathur justru mempertanyakan hal tersebut lantaran baru menyadari kejadian itu.
"Apa ada yang dikeluarkan atau teremove? Barangkali tidak sengaja karena salah pencet. HP sensitif, masalah teknologi saja," katanya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Minggu (14/2/2021).
Setelah Fathur menelusuri ternyata bukan hanya Profesor BR saja yang keluar dari grup, ada juga beberapa anggota Majelis Profesor Unnes yang lain.
Baca juga: Unnes Beri Gelar Doktor Honoris Causa kepada Nurdin Halid, Mahasiswa Protes
Berdasarkan tangkapan layar, Fathur menerima pesan WA dari Profesor Agus Nuryatin yang menginformasikan turut dikeluarkan dari grup tersebut.
Selain itu, disebutkan pula dalam percakapan tersebut profesor lainnya juga bernasib sama yakni Profesor Rustono dan Profesor DYP.
"Ternyata ada beberapa yang te-remove. Sudah saya minta Ketua Majelis Profesor untuk cek. Mungkin karena data direset," ucapnya.
Sementara itu, Fathur juga menanggapi terkait kritik pemberian gelar kehormatan kepada Nudin Halid.
Ia mengaku belum menerima laporan secara tertulis soal kritik yang dimaksud.
"Enggak ada kritik tertulis dari profesor Unnes yang masuk ke meja Rektor. Para profesor sibuk pembelajaran daring dan penyiapan artikel bereputasi internasional," pungkasnya.
Baca juga: Diprotes Mahasiswa soal Gelar Kehormatan, Nurdin Halid: Dalam Demokrasi Biasa
Dalam penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa di Unnes, Fathur mengklaim berpedoman Peraturan Menristekdikti Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2016 Tentang Gelar Doktor Kehormatan dan Peraturan Rektor Nomor 21 Tahun 2018 tentang Pedoman Pemberian Gelar Doktor Honoris Causa.
Pemberian gelar kehormatan didasarkan kajian Program Studi Doktor Pendidikan Olahraga di Pascasarjana Unnes terhadap kinerja persepakbolaan nasional pada masa kepemimpinan Nurdin Halid.
Nurdin Halid dianggap memiliki kontribusi terhadap dimulainya pendekatan industri dalam pengelolaan organisasi sepak bola di Indonesia.
"Pemberian gelar Doktor Honoris Causa didasarkan kajian Program Studi Doktor Pendidikan Olahraga di Pascasarjana Unnes terhadap kinerja persepakbolaan nasional pada masa kepemimpinan Nurdin Halid," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.