Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Monumen Pers Nasional, Tersimpan Jejak Dunia Pewartaan Indonesia

Kompas.com - 14/02/2021, 11:00 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

 

Sebelum menjadi namanya yang sekarang, pada 1970 sewaktu kongres di Palembang, sempat tercetus ide untuk mendirikan Museum Pers Nasional.

Hal tersebut disambut oleh Menteri Penerangan Budiarjo.

Dalam peringatan seperempat abad PWI, 9 Februari 1971, Budiarjo menyatakan pendirian Museum Pers Nasional di Surakarta.

Baca juga: Tinggi Semburan Gas di Pekanbaru Mencapai 10 Meter, Mengandung Lumpur dan Batu

Dua tahun kemudian, 1973, ketika kongres di Tretes, Persatuan Wartawan Indonesia cabang Surakarta memberikan usulan untuk mengubah Museum Pers Nasional menjadi Monumen Pers Nasional.

Untuk merealisasikan Monumen Pers Nasional, pada 1977 tanah dan gedung Societeit diserahkan kepada Panitia Pembangunan Monumen Pers Nasional di bawah Departemen Penerangan RI.

Museum ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 9 Februari 1978.

Koleksi Monumen Pers Nasional

Museum ini memiliki koleksi-koleksi bersejarah terkait pers di Indonesia. Koran dan majalah lawas juga bisa disimak pengunjung.

Salah satu koleksi Monumen Pers Nasional adalah kamera dan perlengkapan milik Fuad Muhammad Syafruddin atau Udin, wartawan Harian Bernas Yogyakarta, yang dibunuh karena beritanya.

Terdapat juga pemancar yang digunakan pada siaran langsung terjauh dari Solo menuju Den Haag, Belanda, pada 1936.

Baca juga: Dua Debt Collector Saling Ejek di WA Grup, Akhirnya Adu Jotos, 1 Orang Tewas

Pemancar ini dikenal dengan sebutan Radio Kambing karena pernah disembunyikan pejuang Radio Repbulik Indonesia dan tentara nasional di kandang kambing Desa Balong, lereng Gunung Lawu saat Agresi Militer Belanda II pada 1948.

Pengunjung juga bisa beranjak ke masa lalu dengan mambaca koran atau majalah kuno di Monumen Pers Nasional.

Salah satunya adalah Slompret Melayu. Koran berbahasa Melayu ini terbit 5 Juni 1988 pada masa Hindia Belanda.

Di dalamnya berisi berita-berita dari berbagai daerah.

Baca juga: “Sebagian Kecil Wargamu yang Ambyar” Kirim Karangan Bunga ke Bupati Banyumas

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com