Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meneliti Penyebab Tanah Bergerak di Aceh hingga Upaya Penyelamatan Warga

Kompas.com - 14/02/2021, 08:59 WIB
Raja Umar,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

Bantuan untuk korban

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Besar langsung mendirikan tenda pengungsian untuk warga yang rumahnya berada di lokasi bencana tanah bergerak.

Hal tersebut sebagai upaya penangan darurat dan sementara.

"Kami dari BPBD langsung mendirikan tenda keluarga pertama 8 unit, kemudian karena dibawa angin, sekarang tinggal 3 dan 1 tenda besar. Dari BPBA juga ada mendirikan 1 tenda besar, Dinsos 7 tenda beserta bantuan logistik," ujar Kepala BPBD Aceh Besar Parhan kepada Kompas. com.

Baca juga: Saat Perkampungan di Ciamis Berubah Jadi Sunyi akibat Tanah Bergerak

Sementara itu, Gubernur Aceh Nova Iriansyah yang berkunjung ke Desa Lamkleng pada Rabu (27/1/2021), berjanji akan segera membangun 18 unit rumah untuk keluarga terdampak bencana tanah bergerak itu.

Menurut Nova, jika pembangunan rumah bagi para korban harus menunggu dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA), maka akan menyita waktu yang lama untuk realisasi pembangunan.

Untuk itu, ia meminta Pemerintah Kabupaten Aceh Besar untuk segera menyiapkan lahan.

"Kalau ada lahan relokasi bisa langsung dibangun rumahnya. Skema bantuan rumah akan diupayakan melalui dana corporate social responsibility (CSR), karena kalau harus menunggu dana APBA terlalu lama, nanti teken 2022," kata Nova.

Sementara itu, Kepala Desa Lamkleng Fajri menyebutkan, selain rumah warga, kerusakan lain juga terjadi pada ruas jalan desa sepanjang 300 meter.

Kemudian, bangunan tempat penampungan air bersih, Gudang PKK, 3 hektar lahan perkebunan warga, dan puluhan makam juga rusak akibat tanah bergerak.

"Bangunan rumah yang sudah retak 1 unit. Tapi 14 rumah yang berada di lokasi tanah bergerak itu tidak layak tinggal, harus direlokasi semua," kata dia.

Fajri menyebutkan, saat ini hanya tinggal 2 kepala keluarga yang masih tetap mengungsi di tenda, karena kondisi bangunan rumah mulai retak.

Warga lainnya hanya mengungsi ke tenda saat terjadi hujan.

Fitrina (40) salah satu warga yang terdampak langsung dari fenomena tanah bergerak itu, hingga saat ini masih bertahan di tenda pengungsian bersama 8 orang anggota keluarganya.

Fitrina dan keluarganya tidak berani lagi tinggal di rumah, lantaran ada bagian rumahnya yang sudah mulai retak.

"Saya sudah satu bulan tinggal di tenda, dengan kondisi banyak nyamuk. Kalau hujan, tenda juga masuk air. Harapannya kalau bisa kami saat bulan suci Ramadhan nanti sudah dibantu rumah yang dijanjikan Gubernur Aceh," ujar Fitrina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com