Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meneliti Penyebab Tanah Bergerak di Aceh hingga Upaya Penyelamatan Warga

Kompas.com - 14/02/2021, 08:59 WIB
Raja Umar,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


ACEH BESAR, KOMPAS.com - Fenomena tanah bergerak terjadi di permukiman penduduk Desa Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, sejak Senin (11/1/2021).

Bencana tanah bergerak itu telah membentuk rekahan besar dengan kedalaman lebih dari 5 meter.

Sebanyak 14 unit rumah warga yang berada di area tanah bergerak itu direkomendasikan untuk segera direlokasi ke tempat yang lebih aman.

"Berdasarkan hasil penelitian kami, lokasi tersebut tidak layak lagi untuk permukiman penduduk, karena pergerakan tanah ke depan akan terus terjadi," ujar Kepala Seksi Geologi, Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Aceh Mukhlis saat dihubungi, Kamis (11/2/2021).

Baca juga: Tak Cuma di Jawa, Fenomena Tanah Bergerak Juga Terjadi di Aceh

Penyebab tanah bergerak

Mukhlis menyebutkan, hasil survei Tim Geologi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Desa Lamkleng merupakan daerah perbukitan bergelombang dengan sudut kelerengan 35 derajat.

Daerah itu memiliki endapan aluvial (Qh), berupa endapan sungai yang berwarna cokelat kehitaman, berukuran butir lempung sampai lanau, tidak terkonsolidasi dengan baik atau bersifat gembur.

"Kondisi lereng curam dengan sisi bawahnya merupakan sungai menjadi faktor terjadinya tanah bergerak. Ditambah lagi curah hujan tinggi yang menjadi faktor mempercepat terjadinya longsor, karena lokasi tanah tersebut dikategorikan aktif," kata Mukhlis.

Baca juga: Suara Rumah Ambruk akibat Tanah Bergerak Mengejutkan Warga di Sukabumi

Untuk mengurangi potensi agar pergerakan tanah tidak terus membesar dan memabahayakan keselamatan warga, Mukhlis juga merekomendasikan rekahan tanah yang telah membentuk lereng baru di pemukiman warga Lamkleng di pedalamam Aceh Besar itu agar dibangun terasering sepanjang retakan, untuk memperlandai lereng.

"Hasil survei kami sebelum kejadian yang sekarang, lokasi tersebut juga pernah terjadi tanah bergerak sebelumnya, tapi pergerakan sangat kecil," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com