KOMPAS.cm- Terhitung sudah 11 hari, lokasi pengeboran sumur di sebuah Pondok Pesantren di Pekanbaru menyemburkan gas.
Semburan yang pertama kali terjadi pada Kamis (4/2/2021) itu disertai material batu dan lumpur.
Hingga hari kesepuluh, semburan gas masih terjadi. Hanya saja, intensitas semburan hingga bunyi gas cenderung menurun.
Berikut catatan fenomena semburan gas di Pondok Pesantren di Pekanbaru, Riau.
Baca juga: Agar Semburan Gas Seperti di Pesantren Tak Terjadi Lagi, Ahli Minta Pemerintah Lakukan Ini
Lurah Tuah Negeri Syarifudin mengatakan, gas menyembur tiba-tiba ketika pengeboran sumur mencapai kedalaman 119 meter.
Pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), kata Syarifudin, langsung menuju ke lokasi untuk mengecek.
"Menurut kajian dari DLHK, ini semburan gas. Semburan gas ini terjadi ketika dilakukan pengeboran sumur bor," tutur dia.
Lantaran semburan mengandung material pasir serta batu, bangunan pondok pesantren pun mengalami kerusakan berat.
Atap bangunan roboh karena tidak kuat menahan semburan batu dan lumpur setinggi 10 meter tersebut.
Pada hari itu juga, sebanyak 34 santri terpaksa diungsikan.
Mereka mengungsi ke bangunan Kampus 1 Pondok Pesantren yang terletak di Desa Kubang Jaya, Siak Hulu, Kampar. Tak ada korban jiwa dalam insiden itu.
Baca juga: Tolak Pakai Perahu Karet, Risma yang Bersepatu Bot Pink Pilih Jalan Temui Korban Banjir Demak