Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah yang Menggantung di Lokasi Pergerakan Tanah Sukabumi Dibongkar

Kompas.com - 13/02/2021, 23:46 WIB
Budiyanto ,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Satu rumah panggung yang menggantung di lokasi bencana tanah bergerak Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, akhirnya dibongkar, Sabtu (13/2/2021).

Rumah milik Irah (70) itu dibongkar secara bergotong royong oleh warga di kaki perbukitan Gunung Beser sejak Jumat (12/2/2021).

"Sekarang material bangunannya dibongkar bersama keluarga dan ada warga yang bantu," ungkap anak Irah, Sudarna (34) saat berbincang dengan Kompas.com di sela pembongkaran, Sabtu.

Baca juga: Suara Rumah Ambruk akibat Tanah Bergerak Mengejutkan Warga di Sukabumi

Sehari sebelumnya, lanjut dia, diawali dengan pembongkaran genting yang dilakukan secara gotong royong bersama warga.

"Kalau kemarin gentingnya diturunkan gotong royong warga," ujar Sudarna.

Menurut dia, material bangunan yang masih bisa dipakai akan dimanfaatkan kembali untuk membangun rumah seadanya.

"Lahannya ada punya keluarga, tapi belum ada biayanya," aku Sudarna.

"Sekarang ibu dan kakak mengungsi di rumah saudara," sambung dia.

Sudarna berharap, bila rumah panggungnya kembali dibangun.

"Ya sambil menunggu rumah hunian sementara (huntara) jadi," harap dia.

Baca juga: Status Tanggap Darurat Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi Dicabut

Sementara itu, petugas penanggulangan bencana kecamatan (P2BK) Nyalindung Ahmad mengatakan, rumah terdampak bencana tanah bergerak yang sudah dibongkar berjumlah 11 unit.

Rinciannya, delapan rumah sudah dibongkar rata dengan tanah, dua rumah diturunkan gentingnya dan satu rumah dibongkar pintu-pintunya.

"Juga ada satu rumah yang sudah ambruk karena lahannya terus tergerus dan ambles," jelas dia.

Diberitakan sebelumnya, masyarakat Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, dihantui ancaman bencana tanah bergerak sejak Sabtu (13/12/2020).

Ketakutan dialami warga itu menyusul ditemukannya sejumlah retakan di bangunan dan tanah di permukiman hingga persawahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com