KOMPAS.com- Semburan gas disertai lumpur dan batu terjadi di Pondok Pesantren Al Ihsan Boarding School Riau Kampus 2 di Kelurahan Tuah Negeri, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Kamis (4/2/2021).
Hingga hari kesembilan atau Jumat (12/2/2021) gas belum berhenti menyembur.
Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Pengurus Daerah (Pengda) Provinsi Riau menyoroti fenomena semburan gas tersebut.
IAGI memberikan rekomendasi agar peristiwa semburan gas serupa tak lagi terjadi.
Baca juga: Ini Saran dari Ahli Geologi soal Semburan Gas di Pesantren Pekanbaru
Setelah dipetakan, pemerintah hendaknya membuat data yang bisa menunjukkan wilayah daerah gas rawa.
"Kalau perlu ada data yang bisa memperlihatkan daerah gas rawa di mana saja. Sehingga, bisa memetakan daerah-daerah bahaya yang ada di Riau. IAGI pun mungkin bisa bekerja sama dengan ESDM untuk membantu melihat potensi gas di Riau," ucap Irdas.
Dengan pendataan, maka masyarakat bisa mengantisipasi adanya semburan gas dari dalam tanah.
Sehingga aktivitas yang memicu keluarnya semburan bisa dihindari.
"Kita tahu Riau memiliki potensi gas, jadi saya rasa perlu ada regulasi yang mengatur hal ini. Saya rasa sudah ada, tapi mungkin perlu kita menerapkan itu dan supaya tidak terjadi lagi kejadian seperti ini dan supaya lebih aman," kata dia
Irdas menuturkan, pihaknya siap bekerja sama untuk pendataan dan pemetaan tersebut.
"IAGI Riau siap dan berkewajiban juga membantu pemerintah daerah untuk melihat potensi bahaya yang ditimbulkan oleh gas liar," kata Irdas, Jumat (12/2/2021).
Baca juga: 20 Menit Tarik-Menarik antara Warga dan Buaya, Selamatkan Suniah yang Diterkam dan Diseret ke Sungai
Hingga Jumat (12/2/2021), semburan gas yang disertai air, pasir, lumpur dan batu itu masih terjadi.
Menurutnya, lubang semburan gas semakin melebar karena erosi dari material semburan gas yang bercampur air.
Namun ketinggian semburan semakin menurun dibandingkan saat pertama kali menyembur.
"Kalau kami lihat secara keilmuan kemudian seperti data yang ada di Dinas ESDM, ini potensinya karena dangkal dan tingkat semburannya sudah menurun dari hari ke hari sampai sangat mengecil. Jadi, ini memang potensinya kemungkinan gas rawa," kata Irdas.
Baca juga: Diameter Lubang Semburan Gas di Pesantren Pekanbaru Membesar, Dinas ESDM Datangkan Alat Khusus
Sejumlah pipa besi dan alat berat sudah berada di lokasi untuk melakukan proses penutupan lubang semburan.
Penutupan akan langsung dilakukan setelah mendapatkan izin dari Kementerian ESDM.
"Untuk melakukan penutupan lubang semburan, kami melakukan proses. Karena masih ada beberapa hal secara teknis harus disiapkan. Perkembangan semburan gas semakin menurun. Sudah bisa kita lihat dari jarak lima meter dan bisa dievaluasi setiap jamnya," kata Kepala DESDM Riau Indra Agus Lukman, saat diwawancarai Kompas.com di lokasi semburan gas, Sabtu (13/2/2021).
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung | Editor: Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.