KOMPAS.com - Mewabahnya virus corona yang belum jelas kapan berakhirnya hingga saat ini membuat para pelaku seni pertunjukkan wayang kelimpungan.
Pasalnya, kebijakan pemerintah melarang adanya kegiatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kerumunan membuat para seniman kehilangan ruang dan juga penghasilan.
Sementara itu, pilihan alih wahana dari komunal ke media digital belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan mereka karena berbagai pertimbangan.
Baca juga: Mengenal Kopi Wonogiri, Potensi dan Sejarahnya
Dalang muda Kota Solo, Wejo Seno Yuli Nugroho mengatakan, saat situasi pandemi sekarang ini yang paling berdampak adalah pelaku seni, terutama pertunjukan wayang.
Sebab, kebijakan yang dibuat pemerintah selama ini hampir tidak mengakomodasi kepentingan mereka untuk dapat lagi bisa berkiprah.
Akibatnya, tak sedikit para dalang dan seluruh kru yang selama ini mengandalkan hidup dari pertunjukan seni tradisi tersebut harus banting setir ke profesi lain.
Dikatakannya, selama masa pandemi yang hampir setahun ini banyak para dalang terpaksa harus menjual perlengkapan gamelannya dan beralih profesi lain demi bertahan hidup.
"Situasi saat ini memang sangat kejam. Untuk menyiasati kondisi agar dapat bertahan hidup, akhirnya mereka terpaksa menjalani pekerjaan yang tidak sesuai bidangnya lagi, misalnya budidaya koi dan lainnya," ungkap dia kepada Kompas.com.
Baca juga: Ramayana, Mahabharata, dan Wayang Purwa
Wejo sapaan akrabnya itu mengatakan, dalam menyikapi kondisi pandemi, pihaknya sepakat dengan penerapan adaptasi kebiasaan baru yang sebelumnya pernah digaungkan Presiden Jokowi.
Adapun turunannya, acara hajatan dan pertunjukan seni seharusnya bisa kembali dapat digelar.
Sedangkan tawaran solusinya, peran satuan tugas (Satgas) penanganan Covid-19 ke depan bukan lagi untuk membubarkan, melainkan melakukan penertiban agar sesuai dengan protokol kesehatan.
"Pertunjukan wayang ini kan sebenarnya sangat mudah untuk ditata. Jadi misalkan ada yang duduknya berdempetan Satgas nantinya bisa berperan agar dapat dibuat jaga jarak supaya bisa tertib, menggunakan masker, dan lainnya. Jadi bukan lantas dibubarkan atau dilarang sepenuhnya," ungkapnya.
Menurutnya, jika kondisi sekarang ini tetap dibiarkan tentu akan semakin banyak yang menjadi korban.
Utamanya mereka yang selama ini mengandalkan hidup dari adanya acara hajatan dan pertunjukkan tersebut.
Baca juga: Soal Pak Ganjar Tak Pernah Bersyukur, Penerbit: Itu Sekadar Contoh Nama Saja
Selain persoalan Covid-19, tantangan yang dihadapi pelaku seni pertunjukan wayang saat ini juga dianggapnya tidak mudah.
Sebab, mereka dihadapkan dengan era baru digitalisasi, khususnya media sosial.
Menurut Wejo, perubahan alih wahana dari komunal ke media digital tersebut memang menjadi problematika tersendiri di kalangan para dalang.
Pasalnya, belum semua para dalang paham dan sadar akan penggunaan media digital tersebut untuk memaksimalkan pertunjukkan yang dilakukan.
"Sebagian dalang memang sudah ada yang memulai, tapi jumlahnya masih relatif sedikit," jelasnya.
Adapun yang menjadi kendala yang dihadapi, yaitu terkait penyesuaian format pertunjukkan dan juga bidang lain, seperti virtual marketing dan teknik pengambilan gambar atau sinematografi.
"Karena di era media sosial sekarang ini yang laku bagaimana caranya bisa membuat konten marketing yang bisa membuat viral dan cinematic agar tidak membosankan. Jadi kalau pertunjukan wayang yang dihadirkan biasa saja pasti akan ditinggalkan. Apalagi anak muda yang suka dengan wayang juga terbatas," jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.