Sebab, mereka dihadapkan dengan era baru digitalisasi, khususnya media sosial.
Menurut Wejo, perubahan alih wahana dari komunal ke media digital tersebut memang menjadi problematika tersendiri di kalangan para dalang.
Pasalnya, belum semua para dalang paham dan sadar akan penggunaan media digital tersebut untuk memaksimalkan pertunjukkan yang dilakukan.
"Sebagian dalang memang sudah ada yang memulai, tapi jumlahnya masih relatif sedikit," jelasnya.
Adapun yang menjadi kendala yang dihadapi, yaitu terkait penyesuaian format pertunjukkan dan juga bidang lain, seperti virtual marketing dan teknik pengambilan gambar atau sinematografi.
"Karena di era media sosial sekarang ini yang laku bagaimana caranya bisa membuat konten marketing yang bisa membuat viral dan cinematic agar tidak membosankan. Jadi kalau pertunjukan wayang yang dihadirkan biasa saja pasti akan ditinggalkan. Apalagi anak muda yang suka dengan wayang juga terbatas," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.