Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Sosok Sumani yang Diduga Bunuh Seniman Anom, Datang 2 Kali dan Dikenal Anak Korban

Kompas.com - 13/02/2021, 05:42 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Polisi akhirnya mengungkap sosok pelaku pembunuhan seniman asal Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Anom Subekti beserta istri, anak dan cucunya.

Polisi menyebut, pelaku adalah teman dari korban, yaitu Sumani, warga Desa Pragu, Rembang.

Berikut lima fakta mengenai sosok Sumani.

Baca juga: Sebelum Dibunuh, Seniman yang Dihabisi Sekeluarganya Sempat Suguhkan Kopi ke Pelaku

1. Dikenal oleh anak korban

Polisi berjaga di TKP pembunuhan satu anggota keluarga di Padepokan Seni Ongkojoyo, Desa Turusgede, Kecamatan Rembang, Kamis (4/2/2021). (Tribun Jateng/Mazka Hauzan Naufal) Polisi berjaga di TKP pembunuhan satu anggota keluarga di Padepokan Seni Ongkojoyo, Desa Turusgede, Kecamatan Rembang, Kamis (4/2/2021). (Tribun Jateng/Mazka Hauzan Naufal)
Sosok Sumani ternyata tidak asing di mata keluarga Anom Subekti.

Dua anak Anom, Danang dan Wisnu mengaku mengenal Sumani.

"Kami enggak mengira sama sekali kalau dia pelakunya," ucap Danang saat gelar kasus pengungkapan kasus pembunuhan Anom Subekti di Mapolres Rembang, Kamis (11/2/2021).

Atas tindakan Sumani, Wisnu berharap agar pelaku dihukum mati.

“Ya harapannya dihukum sesuai yang diperbuat, hukuman mati," kata Wisnu.

Baca juga: Sidik Jarinya Ketahuan, Pembunuh Satu Keluarga Seniman di Rembang Berencana Bunuh Diri

 

TKP Pembunuhan di Desa Turusgede, Kecamatan Rembang Kota, Kabupaten RembangKOMPAS.com/ARIA RUSTA YULI PRADANA TKP Pembunuhan di Desa Turusgede, Kecamatan Rembang Kota, Kabupaten Rembang
2. Dua kali bertamu

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iskandar Fitriana Sutisna menyebut Sumani telah merencanakan aksi pembunuhan pada Rabu (3/2/2021) malam.

Salah satunya lantaran ia mendatangi rumah korban dua kai di hari pembunuhan.

Sumani pada sore harinya sudah mendatangi kediaman Anom di Padepokan Seni Ongko Joyo, Desa Turusgede, Kecamatan Rembang Kota, Kabupaten Rembang. Namun, setelah itu ia sempat pulang.

Pada malam harinya, Sumani kembali datang menggunakan sepeda motornya.

"Kemudian juga dari jam 9 sampai dengan jam 12 malam itu ada juga saksi yang melihat motor (pelaku) ini parkir di rumah korban atau di TKP, sampai dengan jam 12 malam," jelas  Iskandar di Mapolres Rembang, Kamis (11/2/2021).

Baca juga: Polisi Sebut Pembunuhan Satu Keluarga Seniman di Rembang Sudah Direncanakan

3. Disuguhi kopi

Ilustrasi kopi.PIXABAY/COCOPARISIENNE Ilustrasi kopi.
Sesaat sebelum pembunuhan, Sumani ternyata pada malam itu disambut hangat oleh korban.

Dia sempat dipersilakan duduk dan disuguhi segelas kopi.

Tak disangka Sumani tega menghabisi nyawa temannya.

Namun dari gelas kopi itulah, polisi akhinya menemukan sidik jari Sumani.

Baca juga: Pembunuh Keluarga Seniman di Rembang Bawa Lari Jarum Emas hingga Uang Belasan Juta Milik Korban

4. Mencoba bunuh diri

Sumani kemungkinan sudah mengetahui bahwa polisi menemukan sidik jarinya pada gelas kopi.

Tersangka lalu mencoba bunuh diri dengan cara meminum racun pestisida.

Polisi saat ini masih belum bisa memeriksa tersangka karena sedang dirawat di rumah sakit.

"Pelaku sampai saat ini kan memang kita belum bisa dimintai keterangan karena yang bersangkutan masih di rumah sakit," kata Iskandar.

Baca juga: 20 Menit Tarik-Menarik antara Warga dan Buaya, Selamatkan Suniah yang Diterkam dan Diseret ke Sungai

5. Curi emas, diduga ada persoalan jual beli gamelan

-KOMPAS/HERU SRI KUMORO -
Sumani diduga membunuh Anom dan keluarganya dengan cara tragis, yakni dengan arit dan benda tumpul.

Polisi menemukan arit di rumah tersangka dalam kondisi masih terdapat bercak darah.

"Hasil otopsi meninggalnya akibat senjata tajam dan tumpul. Kita kembangkan kasus dengan menggeledah rumah tersangka dan ditemukan senjata tajam jenis arit," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi.

Usai membunuh, Sumani diduga mengambil sejumlah perhiasan emas berupa cincin, gelang, anting-anting dan jarum emas, serta uang senilai Rp 13,1 juta.

"Anting ditemukan darah yang identik dengan putrinya korban, kemudian cincin identik darahnya dengan ibunya (korban), artinya sudah match bahwa yang bersangkutan mengambil dengan paksa. Pada saat pelaku melakukan upaya paksa terkait dengan pembunuhan, kemudian dibawa pulang dan ditemukan di TKP rumah tersangka," imbuhnya.

Baca juga: Sebelum Dibunuh, Seniman yang Dihabisi Sekeluarganya Sempat Suguhkan Kopi ke Pelaku

Luthfi mengungkapkan berdasarkan pemeriksaan awal yang dilakukan oleh jajarannya, dapat diketahui tersangka mempunyai dendam kepada korban.

"Ada kata-kata bahwa 'wis, sing wis yo wis', itu di BAP (berita acara pemeriksaan) dan interogasi awal dari penyidik mengatakan begitu, artinya apa di situ ada motif dendam, tentang sesuatu," terangnya.

Selain adanya motif dendam, tersangka dengan korban juga sempat bertransaksi terkait jual beli gamelan.

"Jadi pada saat beberapa saksi yang kita periksa, ada penawaran terkait dengan gamelan, dan korban telah menerima uang sekitar Rp 15 juta, jadi ada motifnya," ungkapnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Aria Rusta Yuli Pradana | Editor : David Oliver Purba, Khairina, Dony Aprian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com