Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imlek, Saatnya Cicipi Kue Keranjang Ong Eng Hwat Semarang, Dibungkus Daun Pisang dan Diproduksi Sejak 1947

Kompas.com - 11/02/2021, 16:40 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Salah satu jajanan yang diburu saat perayaan Imlek adalah kue keranjang.

Salah satunya kue keranjang yang wajib dicoba saat imlek adalah kue keranjang Ong Eng Hwat yang ada di Semarang.

Usaha kue keranjang ini dirintis oleh Kwe Mio di Kampung Kentangan Tengah, Jagalan, Pecinan, Semarang sejak tahun 1947.

Saat ini kue yang juga dikenal dengan sebutan Nian Gao ini diproduksi oleh Ong Eng Hwat yang merupakan generasi ketiga pembuat kue keranjang.

Sampai hari ini, selama 74 tahun, produksi kue keranjang Ong Eng Hwat masih menggunakan tungku warisan leluhur dan kemasan daun pisang untuk menjaga cita rasanya.

Baca juga: Asimilasi Budaya dan Filosofi Imlek dalam Manisnya Kue Keranjang

Dibungkus dengan daun pisang

Proses pengayakan tepung untuk kue keranjang Ong Eng Hwat di di Kampung Kentangan Tengah Nomor 67, Jagalan, Pecinan Semarang.KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Proses pengayakan tepung untuk kue keranjang Ong Eng Hwat di di Kampung Kentangan Tengah Nomor 67, Jagalan, Pecinan Semarang.
Lie Tjwan In (64), istri Ong Eng Hwat pada Sabtu (25/1/2020) bercerita saat awal produksi mereka hanya memiliki 3 rasa yakni cokelat, vanila, dan prambors.

Namun sejak 10 tahun terakhir, mereka menambah dua rasa yakni daun pandan dan kacang.

Sejak beberapa tahun terakir mereka membungkus kue keranjang menggunakan plastik agar lebih praktis.

Namun ternyata banyak pelanggan yang meminta agar kue keranjang dibungkus dengan daun pisang untuk menjaga cita rasa yang khas.

"Kue keranjang kita kemas pakai plastik tapi karena masih banyak juga konsumen yang meminta pakai daun pisang ya kita tetap gunakan, katanya rasanya beda,” ujarnya

Baca juga: Pertahankan Resep Turun-temurun, Kue Keranjang Dua Liong Tetap Produksi di Masa Pandemi

Dikukus menggunakan tungku tua

Kue keranjang Ong Eng Hwat di di Kampung Kentangan Tengah Nomor 67, Jagalan, Pecinan Semarang.KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Kue keranjang Ong Eng Hwat di di Kampung Kentangan Tengah Nomor 67, Jagalan, Pecinan Semarang.
Kepada Kompas.com, perempuan yang akrab dipanggil Indriati itu tak segan membagikan proses pembuatan kue keranjang.

Awalnya beras ketan dicuci lalu giling agar menjadi tepung  dan diayak agar lebuh halus. Setelah itu ditambahkan air, gula serta pemberian varian rasa.

Adonan kemudian dicetak dan dikukus selama 8 jam hingga matang lalu dikemas.

Indriati mengatakan jika kue keranjang yang ia buat tanpa pengawet. Walaupun demikian, jika disimpan dalam lemari pendingin, umur simpan kue keranjang bisa sampai satu tahun.

Selain dimakan langsung, biasanya kue keranjang digoreng dengan menggunakan telur atau dengan menambahkan taburan kelapa untuk memberikan rasa gurih.

Baca juga: Kue Keranjang: Sejarah dan Maknanya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com