Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Soal Ujian "Pak Ganjar Tak Pernah Bersyukur" | Pria Ditangkap karena Bakar 5 Hektar Lahan Warga

Kompas.com - 11/02/2021, 06:26 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Soal ujian dalam buku pelajaran agama yang diterbitkan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri menjadi sorotan.

Di dalam buku tersebut terdapat soal yang menyebutkan nama Pak Ganjar tak pernah bersyukur dan tidak pernah shalat.

Menurut GM PT Tiga Serangkai, buku tersebut diterbitkan pada tahun 2009 jauh sebelum Ganjar Pranowo menjadi Gubernur Jawa Tengah.

Sementara itu di Kabupaten Meranti, seorang pria berinisial Z (26) diamankan polisi karena tak sengaja membakar lahan milik warga selus 5 hektar.

Ia awalnya hendak membersihkan lahan untuk tanam cabai dengan cara dibakar. Namun saat ditinggal nonton televisii, api telah menjalar ke lahan milik warga.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut 5 berita populer nusantara selengkapnya:

1. Penerbit buku komentar soal ujian "Pak Ganjar"

Foto soal yang menyebut nama GanjarKOMPAS.com/tangkapan layar Foto soal yang menyebut nama Ganjar
General Manager PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Solo Mas Admuawan angkat bicara menanggapi viralnya nama Ganjar dalam buku pelajaran agama terbitannya.

Ia menegaskan penyebutan nama "Pak Ganjar" di soal tersebut tidak ada kaitannya dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Pasalnya, buku itu kali pertama diterbitkan pada tahun 2009, jauh sebelum Ganjar Pranowo menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.

"Jadi Pak Ganjar itu sekadar contoh sebuah nama di soal saja. Terbitnya tahun 2009. Sementara Pak Ganjar (Gubernur Jateng) mulai 2013. Jadi empat tahun sebelumnya," kata dia, Selasa (9/2/2021).

Baca juga: Soal Pak Ganjar Tidak Pernah Bersyukur, Penerbit Minta Maaf, Ganjar Pranowo: Saya Biasa Saja

2. Pria tak sadar bakar 5 hektar lahan warga

Ilustrasi apiShutterstock Ilustrasi api
Pria berinisial Z alias Zul (26) ditangkap polisi karena membakar lahan untuk menanam cabai di Desa Wonosari, Kecamatan Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.

Awalnya Z membersihkan lahan yang masih semak belukar dengan cara dibakar.

Namun setelah memindahkan bara api, ia kembali ke gubuk untuk beristirahat sambul minum dan nonton televisi.

15 menit kemudian pelaku diberi tahu jika api sudah membesar dan menjalar ke 5 hektar lahan milik warga lainnya.

"Akibat kejadian tersebut, api sudah menyebar dan menyebabkan lima hektar lahan milik masyarakat terbakar," kata Kapolsek Rangsang IPTU Djoni Rekmamora.

Baca juga: Sengaja Bakar Lahan untuk Tanam Cabai, Pria Ini Tak Sadar Bakar 5 Hektar Lahan Warga

3. Istri pergoki suami cabuli anak kandung

Ilustrasi pencabulanTHINKSTOCK Ilustrasi pencabulan
TS (30) seorang ayah di Palembang mencabuli putrinya, AA yang masih berusia 6 tahun.

Pencabulan terungkap saat Y ibu korban mendengat anaknya menjerit tengah malam. Namun ia pura-pura tidur sembari meluhat suaminnya.

Y sempat menasihati TS untuk tak mengulangi perbuatannya lagi. Namun suaminya marah dan Y pun memilik melaporkan suaminya ke polisi.

"Menurut keterangan istrinya, TS ini sudah dua kali mencabuli anak kandung mereka. Aksi itu berlangsung di kamar korban saat tengah malam," kata Edi, Rabu (10/2/2021).

"Pengakuan tersangka khilaf, apakah ada kelainan seks itu akan kita selidiki lebih lanjut. Pelaku ini bekerja sebagai sopir dan jarang pulang ke rumah," ujar Edi.

Baca juga: Kaget Dengar Jeritan Tengah Malam, Istri Pergoki Suami Cabuli Anak Kandung

4. Polisi kontak senjata dengan KKB

Ilustrasi prajurit TNI AU.KOMPAS.com/ALBERTUS ADIT Ilustrasi prajurit TNI AU.
Kapolres Puncak, AKBP Dicky Saragih mengatakan, KKB menembaki petugas dari atas gunung selama 2 jam.

Saat itu personel Kepolisian Resort Puncak hendak mengamankan motor milik pengojek bernama Rusman yang sehari sebelumnya tewas ditikam di Kampung Ilambet, Distrik Ilaga, Rabu (10/2/2021).

Kontak senjata tidak dilakukan secara sporadis.

Hal ini diduga karena KKB hanya ingin mengganggu petugas yang ingin mengambil motor milik Rusman.

"Penembakan terjadi sekitar jam 10 dan berlangsung hampir selama dua jam. Jarak tembaknya jauh, sekitar ratusan meter. Mereka tembak dari atas gunung," ujar Dicky, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu.

Baca juga: 2 Jam Kontak Senjata dengan KKB, Kapolres: Mereka Tembaki Petugas dari Atas Gunung

5. Anak gugat ayah berakhir damai

Tampak Deden (penggugat)dan Koswara (tergugat)saling berpelukan. hasil mediasi keduanya berakhir damai.Tim Advokat Tampak Deden (penggugat)dan Koswara (tergugat)saling berpelukan. hasil mediasi keduanya berakhir damai.
Kasus anak gugat ayah di Bandung berakhir damai. Deden sang anak mengaku bersyukur kini keluarganya kembali bersatu.

"Terima kasih semuanya sudah menyatukan kami, keluarga jadi utuh kembali," ucap Deden usai bersujud dan meminta maaf kepada ayahnya, Koswara, Rabu (10/2/2021).

Deden mengaku menyesal atas perbuatannya. Ia mengaku mencintai ayah dan saudaranya serta bersyukur dengan silaturahmi ini lebih mendekatkannya kepada orangtua dan keluarganya.

"Saya menyesal, saya mencintai keluarga dan orangtua," katanya.

Dari pantauan Kompas.com di Pengadilan Negeri Bandung, penggugat yang mengenakan pakaian batik putih tampak mendorong kursi roda yang diduduki Koswara.

Anak dan ayah ini pun terlihat rukun, bahkan saat Koswara menaiki tangga, Deden terlihat membantu ayahnya itu memasuki ruangan mediasi.

Baca juga: Anak yang Gugat Ayah Rp 30 Miliar: Saya Menyesal, Saya Mencintai Keluarga dan Orangtua

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Idon Tanjung, Aji YK Putra, Agie Permadi | Editor : Setyo Puji, Aprillia Ika, Aprillia Ika, David Oliver Purba, Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com