Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampaikan Aspirasi soal "Pak Ganjar Tak Pernah Bersyukur", Masyarakat Peduli Anak: Kami Hanya Ingin Beri Kontrol

Kompas.com - 10/02/2021, 14:46 WIB
Labib Zamani,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Sejumlah warga yang mengatasnamakan Masyarakat Peduli Anak melakukan aksi ngonthel bareng ke Solo, Jawa Tengah, Rabu (10/2/2021).

Mereka jauh-jauh dari Temanggung adalah untuk menyampaikan aspirasi terkait viralnya foto soal mata pelajaran yang menyebut nama Ganjar ke PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Kedatangan mereka disambut General Manager PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Mas Admuawan dan jajaran.

Aksi penyampaian aspirasi berlangsung damai dengan pengawalan petugas keamanan dari TNI-Polri.

"Kami hanya ingin memberikan satu kontrol karena kita mempunyai anak yang masih SD (sekolah dasar). Yang kami takutkan nanti sampai melebar ke Jateng," kata Koordinator aksi Masyarakat Peduli Anak, Mursolin di Solo, Jawa Tengah, Rabu.

Baca juga: Nilai PPKM Efektif, Wali Kota Solo: Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 Tinggi

Mursolin menyatakan, sebagai masyarakat dirinya tidak ingin kejadian tersebut terulang kembali.

"Intinya kami sebagai masyarakat tidak ingin ada sebuah pembelajaran nanti itu salah diterima anak kami. Anak mendapatkan ilmu sewajarnya," kata dia.

"Kami berharap sekali tadi Tiga Serangkai mau merevisi semua itu paling tidak jangan sampai ke depan terjadi lagi," sambungnya.

Mursolin mengaku, belum mengetahui jika sudah ada klarifikasi terkait foto soal mata pelajaran yang menyebut nama Ganjar.

Pasalnya, kata Mursolin, rombongan berangkat dari Temanggung ke Solo pada Selasa (9/2/2021) pagi.

"Kami tidak bermaksud apa-apa. Kami hanya memberikan 'maaf ini kemarin salah, mohon maaf yang ini ditarik dibenarkan lagi jangan sampai terulang kembali di daerah lain lagi'," kata Mursolin.

Baca juga: Usai Dilantik Jadi Wali Kota Solo, Gibran Kombinasikan Blusukan Online dan Tatap Muka

Sementara itu, General Manager PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Mas Admuawan mengatakan, kritikan, masukan dan rekomendasi semua akan diterima.

Dia menegaskan, nama Ganjar dalam buku pendidikan agama Islam tersebut sebenarnya tidak ada kaitannya dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

"Artinya di situ ada kekhilafan yang sebenarnya itu bukan kesengajaan dan itu langsung kita sikapi, kita revisi sebagaimana mestinya. Jadi prinsipnya kritik kita terima dengan lapang dada, senang hati. Alhamdulillah kita berterima kasih diingatkan itu sebagai amunisi kita untuk perbaikan lebih baik ke depan dan tidak terulang," kata dia.

Mengenai munculnya nama Ganjar dalam buku pelajaran agama, kata Admuawan, buku itu terbit tahun 2009.

Ketika itu nama Ganjar belum dikenal seperti sekarang ini.

"Jadi Pak Ganjar itu sekadar contoh sebuah nama di soal saja. Terbitnya tahun 2009. Sementara Pak Ganjar (Gubernur Jateng) mulai 2013. Jadi empat tahun sebelumnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com