Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta Amblesnya Jalan Tol Cipali Km 122, Penyebab hingga Rekomendasi PVMBG

Kompas.com - 10/02/2021, 07:51 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) Km 122+400 tiba-tiba ambles, Selasa (9/2/2021).

Kondisinya memprihatinkan lantaran sebagian permukaan jalan tol retak dan mengalami penurunan.

Akibatnya, jalan tersebut tak bisa dilalui kendaraan.

Baca juga: Rekomendasi PVMBG untuk Jalan Ambles di Tol Cipali KM 122

Terjadi dini hari, retakan sepanjang 20 meter

Jalan Tol Cipali mengalami amblas dan tidak bisa dilewati kendaraan (9/2/2021).DOK. ASTRA TOl CIPALI Jalan Tol Cipali mengalami amblas dan tidak bisa dilewati kendaraan (9/2/2021).
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Andiani mengatakan, gerakan tanah ini terjadi pada Selasa (9/2/2021) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.

"Retakan terjadi pada badan jalan sepanjang 20 meter dengan kedalaman 1 meter pada jalur arah Jakarta," kata dia.

Lokasi amblesnya jalan, kata dia, merupakan wilayah landai hingga agak curam dan berada di wilayah bantaran Sungai Cipunagara.

Lokasi berada di ketinggian antara 20-25 meter di atas permukaan laut.

Daerah tersebut disebut memiliki potensi rendah terhadap gerakan tanah, kecuali pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai.

Baca juga: Sederet Fakta Buku Pelajaran Cantumkan Soal Ganjar Tak Pernah Bersyukur, Gubernur Kaget, Ini Klarifikasi Penerbit

Material timbunan hingga erosi jadi penyebab

PVMBG mengungkapkan penyebab amblesnya jalan tol tersebut.

Faktor pertama yakni karena material timbunan yang kurang padu.

Sebab, di daerah tersebut gerakan tanah relatif lambat karena kemiringan lereng yang tidak terlampau curam.

"Kemungkinan material timbunan yang kurang padu atau mudah tererosi," kata dia, Selasa (9/2/2021).

Curah hujan yang tinggi dan berimbas pada erosi juga menjadi salah satu faktor penyebab.

Lebih-lebih lokasi jalan tol tak jauh dari sungai besar.

"Curah hujan yang tinggi menjadi pemicu terjadinya pergerakan tanah," kata dia.

Baca juga: Penyebab Jalan Tol Cipali KM 122 Ambles Menurut PVMBG

Rekomendasi, pemadatan tanah hingga alihkan aliran air

 Ilustrasi Tol Cipali saat dipakai pemudik musim lebaran 2019KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Ilustrasi Tol Cipali saat dipakai pemudik musim lebaran 2019
Andini menyebutkan, sejumlah langkah bisa dilakukan pengelola Jalan Tol Cipali untuk mengatasi jalan yang retak dan ambles.

Petama, PVMBG merekomendasikan agar pengelola memadatkan tanah di lokasi.

Hal itu dilakukan untuk menghindari retakan yang lebih besar.

"Segera menutup retakan dan dipadatkan agar air tidak meresap ke dalamnya yang dapat mempercepat pergerakan," kata dia.

Kemudian, PVMBG menyarankan supaya pengelola mengendalikan aliran air.

"Mengarahkan aliran air permukaan agar menjauhi area retakan," kata dia.

Penguatan lereng di tepian badan jalan pun dianggap perlu dilakukan untuk mengurangi laju erosi dan meningkatkan kestabilan lereng.

"Perlu penyelidikan geologi teknik sebagai landasan untuk perkuatan lereng (bor pile/sheer pile)," tutur Andiani.

Baca juga: 4 Fakta Jalan Tol Cipali Km 122 Ambles, Dipicu Hujan Deras dan Lajur Darurat Akan Dibangun

 

Ilustrasi jalan tol.Dok. Kementerian PUPR. Ilustrasi jalan tol.
Pengelola berlakukan contraflow

PT Lintas Marga Sedaya selaku pengelola Tol Cipali pun memberlakukan contraflow di lokasi untuk mengurangi kemacetan.

"Saat ini diberlakukan contraflow mulai dari Km 117 hingga Km 126 untuk mengurai kepadatan lalin," kata Direktur Operasi Astra Tol Cipati, Agung Prasetyo.

Pengelola juga akan membangun lajur darurat di median untuk mengurangi beban lalu lintas.

Adapun perbaikan jalan ambles diperkirakan memakan waktu dua pekan.

"Kami juga sudah berkoordinasi dengan kontraktor untuk melakukan pekerjaan perawatan jalan pada Km 122 + 400, diperkirakan memakan waktu dua minggu," tutur Agung.

Pengelola meminta maaf dan mengimbau pengguna jalan untuk berhati-hati ketika melintas di sekitar lokasi pekerjaan.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Dendi Ramdhani, Agie Permadi | Editor: Abba Gabrilin, Aprilia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com