Karena kondisinya yang lumpuh, Darno tak pernah meninggalkan gubuk reyot tersebut, kecuali saat lapar.
“Makannya (Darno) dikasih lingkungan sini, lingkungan RT sini, diantar. Cuma kalau telat, (Darno) keluar ngesot ke tetangga minta makan,” tutur Marimin.
Marimin tak bisa memastikan apakah Darno memiliki dokumen kependudukan seperti kartu keluarga (KK) atau kartu tanda penduduk.
Ia hanya memastikan Darno tak termasuk dalam daftar penerima program keluarga harapan (PKH).
“(Darno) tidak dapat (PKH),” ungkap Marimin.
Baca juga: Tegaskan Gili Tangkong Tak Dijual, Bupati Lombok Barat: Pemilik Sertifikat Tidak Ada yang Tahu
Kondisi kakek Darno yang hidup sebatang kara di gubuk reyot itu viral di media sosial Facebook beberapa waktu terakhir.
Akun Arif Witanto mengunggah foto kakek Darno di salah satu grup Facebook yang berisi mayoritas warga Nganjuk.
“Darno lelaki tua yang bisu dan kesulitan berjalan itu tinggal di dalam bilik yang sudah rusak-rusak dan bolong,” tulis Arif Witanto di unggahannya.
Unggahan itu telah dikomentar 288 kali dan dibagikan 60 kali.