Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dentuman Terdengar Lagi di Kaki Gunung Beser Sukabumi, Warga: Takut, Pak

Kompas.com - 08/02/2021, 19:40 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

 

Dentuman di akhir Januari

Dentuman ini bukanlah yang pertama kali terdengar. Pada Sabtu (30/1/2021) lalu, warga yang tinggal di kaki perbukitan Gunung Beser itu juga mendengar dentuman.

Bunyi dentuman disertai gemuruh dan getaran itu terjadi selepas hujan mengguyur sejak sore hingga malam.

Kejadian tersebut bahkan sempat terdeteksi oleh sensor gempa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Baca juga: Suara Dentuman Diikuti Getaran di Kaki Gunung Beser Sukabumi, Warga Panik Keluar Rumah

"Hasil monitoring BMKG terhadap beberapa sensor seismik di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menunjukkan adanya anomali gelombang seismik saat warga melaporkan suara gemuruh yang disertai bunyi dentuman," terang Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, Minggu (31/1/2021).

Dia menjelaskan rekaman seismik tersebut tampak sangat jelas dan berlangsung cukup singkat hanya selama 7 detik, yakni pada 19.00.36 WIB hingga 19.00.43 WIB

Anomali seismik ini terlihat sebagai gelombang frekuensi rendah (low frequency). Sekilas bentuk gelombangnya (waveform) menyerupai rekaman longsoran atau gerakan tanah.

Baca juga: Dentuman Disertai Getaran Terjadi di Gunung Beser Sukabumi, Ini Penjelasan BMKG

“Fenomena alam gerakan tanah memang lazim menimbulkan suara gemuruh bahkan dentuman yang dapat didengar warga di sekitarnya," tutur Daryono.

Menurutnya, peristiwa itu diduga terjadi karena adanya proses gerakan tanah yang cukup kuat, hingga terekam di sensor gempa milik BMKG.

Daryono menyampaikan untuk memverifikasi kejadian tersebut tampaknya perlu dilakukan survei lapangan.

Ini bertujuan untuk mencari tahu apakah ada rekahan di permukaan akibat gerakan tanah tersebut.

Baca juga: Kaitan Aktivitas Gunung Raung dan Dentuman di Malang Masih Misteri

"Jika tidak ditemukan, maka besar kemungkinan proses gerakan tanah terjadi di bawah permukaan tanah," ujarnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Sukabumi: Budiyanto | Editor: Abba Gabrillin, Aprillia Ika)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com